Kanal24 – Apa itu blue carbon? Pernah kah kalian mendengar istilah blue carbon? Dikutip dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, blue carbon atau yang dikenal sebagai karbon biru merupakan cadangan emisi karbon yang diserap, disimpan dan dilepaskan oleh ekosistem pesisir dan laut, meliputi ekosistem mangrove dan padang lamun.
Potensi blue carbon di Indonesia sangatlah besar yakni mencapai 3.4 Giga Ton (GT) atau sekitar 17% dari seluruh blue carbon di dunia. Dikutip dari katadata, Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan bahwa potensi ekonomi karbon Indonesia mencapai US$565,9 miliar atau sekitar Rp8.000 triliun yang terbagi menjadi emisi karbon dari hutan hujan tropis, hutan mangrove, dan lahan gambut. Jumlah yang sangat fantastis!
Daya serap karbon mangrove vs hutan hujan tropis (Dok. Reefsilience)
Ekosistem blue carbon yang terdapat di daerah pesisir sangatlah penting, karena merupakan penyerap karbon paling efektif dibandingkan ekosistem lain. Seperti pada gambar di atas, daya serap karbon 1 mangrove sama dengan 4 pohon, sedangkan penyimpanan karbon 1 mangrove sama dengan 10 pohon. Perbedaan yang sangat signifikan!
Selain itu, ekosistem di pesisir juga berperan untuk mengontrol dampak dari perubahan iklim yang kian memburuk setiap waktunya. Pelestarian dan rehabilitasi ekosistem blue carbon menjadi hal serius yang harus diperhatikan oleh pemerintah maupun masyarakat.
Perubahan iklim menyebabkan suhu di bumi semakin panas karena efek rumah keca sehingga dapat menyebabkan mencairnya es di kutub, kenaikan muka air laut, kerusakan ekosistem terutama terumbu karang yang dapat mengalami bleaching, dll.
Menjaga kelestarian ekosistem pesisir baik hutan mangrove, lamun, dan terumbu karang menjadi kewajiban masyarakat karena juga berdampak besar bagi lingkungan. Secara fisik ekosistem tersebut dapat menahan lajunya gelombang, mencegah erosi sehingga dapat dikatakan sebagai pelindung pantai. Secara kimia, ekosistem ini menjadi aset sebagai penyimpan cadangan emisi karbon dan juga menyerap berbagai polutan dari daratan sebelum masuk ke laut. Secara biologi, ekosistem ini menjadi habitat dan tempat mencari makan bagi berbagai organisme laut.
Mari kita jaga lingkungan, baik daratan, hutan, dan laut untuk masa depan Indonesia dan dunia yang lebih baik! (tis)