KANAL24, Jakarta – Neraca perdagangan pada periode Juni 2019 tercatat mengalami surplus sebesar USD0,2 miliar. Hal itu terjadi lantaran kinerja ekspor sebesar USD11,78 miliar. Sementara kinerja impor pada periode tersebut sebesar USD11,58 miliar.
Ekspor secara bulanan atau dibandingkan periode Mei 2019 (month to month/mtom) turun 20,54 persen. Sedangkan dibandingkan pada periode yang sama tahun 2018 (year on year/yoy) turun 8,98 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menyatakan bahwa penurunan ekspor yang cukup dalam ini terjadi karena berbagai faktor. Di antaranya adalah periode kerja efektif yang relatif lebih pendek karena adanya libur lebaran.
“Yang mempengaruhi performa ekspor – impor karena kita ada cuti selama 9 hari. Jadi cuti panjang selama 9 hari tersebut berpengaruh besar terlihat dari dokumen ekspor yang turun jauh. Hampir sepertiga di bulan Juni itu libur,” ucap Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019)
Dikatakannya impor pada Juni 2019 sebesar USD11,58 miliar secara mtom mengalami penurunan sebesar 20,70 persen. Sedangkan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018, impor Juni 2019 naik 2,80 persen.
Secara kumulatif sejak Januari – Juni 2019, kinerja ekspor nasional mencapai USD80,32 miliar. Catatan ekspor ini turun 8,57 persen apabila dibandingkan pada Januari – Juni 2018. Sementara itu nilai impor kumulatif pada periode tersebut sebesar USD82,26 miliar. Jumlah impor kumulatif ini turun 7,63 persen yoy. Apabila digabungkan antara ekspor dan impor secara kumulatif, neraca perdagangan nasional masih defisit sebesar USD1,93 miliar.
Suhariyanto menegaskan bahwa tantangan ekonomi di 2019 ini cukup berat lantaran pertumbuhan ekonomi secara rata-rata di berbagai dunia khususnya mitra dagang Indonesia melemah. Akibatnya hal tersebut sangat berdampak pada kinerja ekspor dan impor.
Tidak hanya itu, harga komoditas juga cenderung fluktuatif sehingga mengakibatkan nilai ekspor dan impor tidak stabil. Meski begitu, dia berharap agar catatan kinerja perdagangan pada Juni 2019 yang positif ini dapat berlanjut di bulan-bulan berikutnya dengan memanfaatkan berbagai celah yang ada.
“Kita berharap ke depan neraca perdagangan akan membaik melalui berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah. Kita harus terus menerus memonitor implementasinya,” pungkas Suhariyanto. (sdk)