KANAL24, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pada Desember 2020 terjadi inflasi sebesar 0,45 persen, sehingga tingkat inflasi tahun kalender (Januari – Desember) 2020 atau year to date (ytd) sebesar 1,68 persen dan tingkat inflasi tahunan (Desember 2020 terhadap Desember 2019) atau year on year (yoy) sebesar 1,68 persen.
Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS mengatakan dari 90 kota IHK yang dipantau terdapat 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,87 persen dan terendah terjadi di Tanjung Selor sebesar 0,05 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar -0,26 persen serta terendah terjadi di Ambon sebesar -0,07 persen.
“Tren inflasi terus meningkat sejak Oktober 2020, kelompok makanan minuman dan tembakau berikan andil terbesar terhadap inflasi di Desember 2020 yaitu sebesar 0,38 persen dengan tingkat inflasi sebesar 1,49 persen,” kata Setianto dalam konferensi pers virtual, Senin (4/1/2020).
Secara umum inflasi yang terjadi pada bulan November 2020 disebabkan oleh meningkatnya sejumlah harga komoditas utama dalam kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Tercatat inflasi dari kelompok ini dominan disebabkan oleh kenaikan harga telor ayam ras, cabe merah dan cabe rawit.
“Di kelompok makanan, minuman dan tembakau, cabe merah andil inflasinya 0,12 persen, telor ayam ras 0,06 persen dan cabe rawit 0,05 persen. Selain kelompok makanan dan minuman tembakau yang terbesar kedua adalah transportasi sebesar 0,46 persen dengan andil terhadap inflasi 0,06 persen,” lanjutnya.(sdk)