KANAL24, Jakarta – Presiden Joko Widodo mendesak agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) segera membersihkan pasar modal dari praktik menggoreng harga saham dalam upaya menjaga kepercayaan investor terhadap bursa efek Indonesia.
“Saya berpesan agar otoritas bursa, yakni OJK dan BEI, segera membersihkan pasar modal dari praktik jual-beli saham yang tidak benar,” kata Jokowi dalam pidato pembukaan perdagangan 2020 di Gedung BEI Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Presiden meminta agar OJK dan Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal tidak kalah dengan pelaku pasar yang kerap memanipulasi harga saham. “Jangan kalah dengan yang jahat-jahat. Hati-hati. Harus bersih, berintegritas dan berani. Hal ini sangat penting, karena bursa yang bersih dan berintegritas akan membawa kita ke depan yang lebih baik dan lebih maju,” paparnya.
Jokowi menyebutkan, pada fase awal melakukan bersih-bersih di pasar modal pasti akan ada sedikit guncangan, namun dalam jangka panjang akan mendapatkan hasil yang baik. “Jangan sampai dari harga Rp100 digoreng-goreng menjadi Rp1.000, lalu digoreng lagi menjadi Rp4.000,” ucap Presiden.
Dia mengungkapkan, pentingnya melakukan pembersihan dari aksi praktik menggoreng saham tersebut merupakan upaya menjaga dan membangun kepercayaan investor. “Diharapkan praktik menggoreng saham yang menimbulkan korban, tidak ada lagi. Berikan perlindungan pada investor dan investasi pasar yang menjurus pada fraud harus ditindak tegas,” jelas Jokowi.
Lebih lanjut Presiden menekankan, OJK dan SRO harus mampu menciptakan sistem transaksi yang benar-benar transparan, terpercaya dan valid. “Sekali lagi, penting untuk memperoleh kepercayaan investor dari dalam dan luar negeri. Ini penting,” ucapnya.
Jokowi berharap, tahun ini menjadi momentum bagi OJK dan BEI untuk mencanangkan aksi membersihkan pasar modal dari praktik jual-beli saham yang dilakukan oleh manipulator. “Ada manipulator yang mengambil untung. Yang tidak benar dipoles menjadi benar dan yang (harga saham) Rp100 dipoles menjadi Rp4.000. Hati hati,” kata Presiden.
Dia menambahkan, praktik curang yang terjadi di pasar modal akan menghilangkan kepercayaan investor. Terlebih lagi, lanjut Jokowi, hasil survei Bloomberg menunjukkan bahwa Indonesia menjadi target utama investasi untuk instrumen obligasi dan saham, mengalahkan China, India, Brasil, Rusia dan Meksiko. (sdk)