Kanal24, Malang – Bertepatan dengan World Cleanup Day 2022, World Cleanup Day (WCD) Malang Raya berkolaborasi dengan Buangdisini menginisiasi Clean Up Movement berupa gerakan bersih-bersih sampah secara serantak di Taman Singha Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang (17/9/2022).
Konshika Amani Koeswara selaku Co-Founder sekaligus Chief Marketing Officer (CMO) Buangdisini mengungkapkan bahwa tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dalam menuntaskan permasalahan lingkungan terutama sampah.
“Dalam jaga lingkungan itu satu pihak atau satu stakeholder itu ngga cukup.” tuturnya.
Kegiatan Clean Up Movement yang mengusung tagar #Kami13JutaPulihkanBumi tersebut tidak hanya diisi dengan agenda bersih-bersih sampah tetapi juga mengklasifikasikannya berdasarkan kategori sehingga sampah bisa diolah kembali.
“Orang-orang berpikir kalau udah bersih-bersih terus ngapain? Nah disini itu setelah kita bersih-bersih ada namanya pemilahan (sorting). Sampah-sampah yangdiangkat dari sungai itu nanti dipilah menjadi tiga kategori yaitu residu, plastik, logam dan kaca.” terang Konshika.
Konshika menjelaskan bahwa sebagai waste management startup, Buangdisini membantu pengolahan limbah dan sampah plastik yang nantinya akan diolah hingga menjadi barang bernilai ekonomi.
“Kita mau ngasih sebuah poin bahwa sampah itu bernilai. Jadi visinya kita itu untuk merubah perspektif sampah.” tuturnya.
“Sampah kategori logam dan kaca akan masuk ke TPS 3R, untuk plastik akan di quality control oleh buangdisini. Nanti bakal dicek dan diolah gitu plastiknya. Nanti yang residu bakal diangkut oleh teman-teman Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Nah, selain itu ada sampah organik kaya daun-daun dan lain-lain, itu bakal diangkut oleh DLH karena mereka punya rumah composting.” imbuhnya.
Kegiatan Clean Up Movement dihadiri oleh berbagai stakeholder yang juga turut berpartisipasi dan mendukung acara tersebut.
“Ada dari berbagai komunitas pemerhati lingkungan, Dishub, bahkan Dinkes support kita dengan ambulance dan tenaga medis. Kita menarik partisipasi warga dan Linmas Merjosari turut hadir, RT dan RW juga ikut berpartisipasi. Kita juga telah mendapat dukungan dari Walikota dan Wakil Walikota, Ketua DLH beserta jajarannya, sampai Polres dan TNI juga ikut berpartisipasi.” kata Konshika.
Kehadiran pemerintah dalam kegiatan tersebut direspon positif oleh Buangdisini. Menurut Konshika kegiatan Clean Up Movement tersebut berhasil mempertemukan masyarakat dan pemerintah yang memiliki kepedulian yang sama terkait kelestarian lingkungan hidup.
“Melalui acara hari ini juga kita mau lihatin ke pemerintah kalau masyarakat itu bisa diajak loh. Tapi pemerintah juga harus support. Buangdisini itu fungsinya sebagai bridging untuk masyarakat dan pemerintah juga.” tuturnya.
Konshika berharap bahwa kegiatan menjaga kelestarian lingkungan hidup tidak berhenti pada kegaitan Clean Up Movement saja, karena menurutnya, kegiatan tersebut hanya berfungsi sebagai short term solution.
“Semoga setelah gerakan ini akan ada blast ke publik sehingga melahirkan project lanjutan yang bisa diikuti oleh seluruh warga malang, begitu.” katanya.
Menurut Konshika, untuk bisa mewujudkan hal tersebut perlu dibuka ruang diskusi seluas-luasnya dengan berbagai stakeholder terkait dengan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sampah dengan tujuan mencapai kehidupan berkelanjutan (sustainable life).
“Pengelolaan sampah itu harus diselesaikan dengan penta-helix, mau dari atas kebawah dan bawah keatas juga.” katanya.
“Kalau tidak ada ruang diskusi maka masing-masing stakeholder tidak tahu apa yang terjadi. Buangdisini, pemerintah, bahkan masyarakat yang bekerja sebagai laskar mandiri memiliki sudut pandang masing-masing.” imbuhnya.