KANAL24, Jembrana – Ekspor kakao petani melalui program Desa Devisa di Jembrana, Bali, yang berhasil memasuki pasar baru Amerika Serikat di 2021 mampu mencatatkan volume ekspor mencapai 12,5 juta ton, termasuk Belgia, Belanda dan Jepang. Tahun ini, ekspor biji kakao fermentasi tersebut ditargetkan bisa masuk ke Prancis.
Perlu diketahui, Desa Devisa Kakao di Jembrana merupakan bentukan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) yang diberikan mandat khusus oleh Kementerian Keuangan dalam melakukan percepatan pembiayaan ekspor atas sejumlah komoditas lokal yang berorientasi ekspor.
Menurut Corporate Secretary Indonesia Eximbank, Agus Windiarto, Selasa (4/1/2021), meski berada dalam kondisi pendemi Covid-19, LPEI sebagai badan usaha Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu secara intensif mendorong percepatan ekspor produk dan komoditas lokal melalui program Desa Devisa.
Bahkan pada 2021, Desa Devisa Kakao di Jembrana mampu mengekspor kakao ke pasar Amerika Serikat, setelah sebelumnya melakukan pengiriman ke Belgia, Belanda dan Jepang. Agus menyampaikan, sepanjang 2021, volume ekspor kakao milik petani yang tergabung di Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) tersebut mencapai 12,5 juta ton.
“Semoga di 2022, komoditas Indonesia dapat terus meningkatkan daya saing di pasar global dan menghasilkan eksportir-eksportir baru melalui program jasa konsultasi LPEI ,” ujar Agus Windiarto.
Sementara itu, menurut Ketua Koperasi KSS, I Ketut Wiadnyana, keberhasilan Desa Devisa Kakao Jembarana memasuki pasar AS juga menghadapi tantangan terkait dengan pemenuhan aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA). “Tetapi kami mampu menembus pasar Amerika di tengah kondisi pandemi,” ucap Ketut.
Sepanjang 2021, kata dia, kendala ekspor kakao ada pada penurunan tingkat produksi, karena terjadi perubahan iklim akibat dampak dari fenomena La Nina yang mengakibatkan curah hujan menjadi sangat tinggi. Volume produksi biji kakao kering fermentasi yang dihasilkan mengalami penurunan dari 48 ton pada 2020 menjadi 24 ton di 2021.
“Di 2022, kami memiliki target setidaknya hasil produksi biji kakao fermentasi kering mencapai 75 ton dan kami juga sedang melakukan beberapa persiapan untuk melakukan ekspor ke Valrhona, Prancis,” ungkap Agus.(sdk)