Kanal24, Malang – Politeknik Negeri Malang (Polinema) merayakan Dies Natalis ke-43 dengan mengusung tema Transformasi Polinema: Membangun Kemandirian, Meraih Keunggulan pada Rabu (26/2/2025). Acara ini bertujuan untuk memperkuat jejaring kerja sama dengan mitra industri, perguruan tinggi luar negeri, serta lembaga pemerintahan demi meningkatkan eksposur internasional mahasiswa dan dosen Polinema.
Wakil Direktur IV Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Polinema, Prof. Ratih Indri Hapsari, S.T., M.T., Ph.D., menyampaikan bahwa acara ini tidak hanya berfokus pada peringatan ulang tahun, tetapi juga sebagai wadah membangun jejaring yang lebih luas. “Tujuan utama kami adalah menciptakan forum networking antara mitra Polinema, baik yang sudah ada maupun yang baru, dari industri serta perguruan tinggi luar negeri. Selain itu, kami juga ingin memperkenalkan Polinema kepada siswa SMA yang akan masuk melalui jalur seleksi nasional,” ujarnya.
Baca juga:
Evaluasi Demokrasi Pasca Pilkada, Peran Mahasiswa Disorot

Acara ini menghadirkan perwakilan dari berbagai perguruan tinggi luar negeri, institusi pendidikan di Malang Raya dan Jawa Timur, serta industri dari luar negeri. Pameran yang digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari menjadi salah satu daya tarik utama, dengan harapan menciptakan peluang pertukaran ide dan kerja sama yang konkret.
Salah satu agenda utama adalah simposium yang dihadiri oleh 300 peserta resmi. Selain itu, lebih dari 500 mahasiswa dari sembilan program studi internasional Polinema turut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, termasuk lomba akademik dan diskusi panel. Sebanyak 200 siswa SMA serta 50 peserta umum juga hadir untuk mengenal lebih dekat program-program yang ditawarkan Polinema.
Tantangan utama dalam penyelenggaraan acara ini adalah efisiensi sumber daya. “Kami harus kreatif dalam menjalankan event ini dengan sumber daya yang terbatas. Namun, tantangan terbesar bukan hanya menyelenggarakan acara ini, melainkan memastikan keberlanjutan networking yang telah kita bangun hari ini agar berlanjut ke kerja sama di masa mendatang,” tambah Prof. Ratih.
Direktur Institut Français Surabaya, Sandra Vivier, turut berbagi pandangannya mengenai tren kemitraan pendidikan internasional di tahun 2025. “Penting bagi institusi untuk memahami kebutuhan mereka sendiri dan melakukan riset pasar terhadap mitra potensial. Kemitraan yang berkelanjutan harus bersifat seimbang, sehingga tidak hanya satu pihak yang mendapat keuntungan,” ujarnya.

Baca juga:
Mahasiswa Malang Dorong Demokrasi Pasca Pilkada
Ia juga menyoroti pentingnya kesiapan mahasiswa dalam menghadapi pengalaman belajar di luar negeri. “Bahasa adalah aset utama dalam memahami budaya. Mahasiswa harus mempersiapkan diri dengan belajar bahasa asing, menonton film, dan mengikuti kegiatan budaya sebelum berangkat ke luar negeri,” tambahnya.
Dengan kehadiran lebih dari 10 universitas, pemimpin akademik, serta praktisi industri dalam acara ini, Dies Natalis ke-43 Polinema menjadi momentum penting untuk memperluas koneksi global. Harapannya, acara ini dapat menjadi pijakan bagi kerja sama yang lebih luas dalam bidang akademik dan industri, sekaligus memberikan kesempatan bagi mahasiswa Polinema untuk berkembang di tingkat internasional. (nid/zid)