KANAL24, Malang – Pesatnya persaingan pemasaran digital menjadi persoalan bagi pelaku UMKM untuk bisa tampil kompetitif karena minimnya penguasaan teknologi. Hal ini menjadi atensi dosen-dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) turun langsung ke lapangan membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar tidak tertinggal dalam era teknologi.
Melalui program DPP Pengabdian kepada Masyarakat 2025, tim dosen dari Departemen Ilmu Ekonomi FEB UB menggelar kegiatan bertajuk “Bimbingan Teknis Pembuatan Website untuk UMKM di Kecamatan Singosari, Desa Klampok, Kabupaten Malang”. Acara ini berlangsung pada Selasa, 24 Juni 2025, di Balai Desa Klampok, dan diikuti oleh puluhan pelaku UMKM lokal, ibu-ibu PKK, serta perwakilan perangkat desa.
Kegiatan ini dipimpin oleh Prof. Putu Mahardika Adi Saputra, S.E., M.Si., M.A., Ph.D. sebagai ketua pelaksana, dengan anggota tim Dr. Faishal Fadli, S.E., M.E., Ph.D. dan Hisyam Abiyya Ahmad. Program ini merupakan bagian dari DPP Pengabdian Level 2 yang didanai oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB, sebagai wujud nyata pelaksanaan tridarma perguruan tinggi di bidang pengabdian kepada masyarakat.
“Perangkat website merupakan salah satu tools dalam pemasaran era digital dan harus diakui tidak semua pelaku UMKM memiliki kemampuan kearah sana,” kata Prof. Putu Mahardika Adi saputra dalam press releasenya.
UMKM Desa Klampok: Antara Semangat dan Keterbatasan
Desa Klampok di Kecamatan Singosari menurut Putu dikenal sebagai salah satu desa agraris dengan potensi ekonomi yang besar. Banyak warganya menekuni usaha kecil, mulai dari produksi olahan telur, minuman herbal, jajanan pasar, hingga kerajinan dan tanaman hias. Namun, sebagian besar usaha ini masih berjalan secara konvensional — mengandalkan penjualan langsung tanpa dukungan platform digital.
Kepala Desa Klampok Jefry dalam sambutan pada kegiatan pelatihan menyampaikan rasa terima kasih kepada Universitas Brawijaya yang telah memberikan perhatian kepada pelaku UMKM di desanya.
“Bimbingan seperti ini sangat dibutuhkan. Banyak warga kami punya produk bagus, tapi belum tahu cara memasarkan lewat internet. Kehadiran tim dari UB menjadi angin segar bagi UMKM di Klampok,” ujarnya.
Dari hasil pemetaan yang dilakukan tim pengabdian, sebagian besar UMKM di desa tersebut belum memiliki legalitas formal dan belum memanfaatkan media digital secara optimal. Hanya sebagian kecil yang sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) atau mengikuti pelatihan digital marketing. Kondisi ini membuat mereka sulit memperluas pasar dan bersaing di era modern.

Belajar Membuat Website dari Nol
Tim pengabdian FEB UB bergerak cepat dengan menyusun pelatihan berbasis participatory learning, di mana peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga langsung praktik membuat website usaha mereka sendiri menggunakan platform Wix dan Github Pages.
Materi yang disampaikan mencakup tiga tahap penting:
1. Sosialisasi pentingnya website bagi UMKM – memberikan pemahaman dasar tentang manfaat kehadiran digital dalam bisnis.
2. Bimbingan teknis pembuatan website – peserta diajarkan langkah-langkah membuat situs sederhana untuk produk mereka.
3. Optimalisasi website dan strategi digital marketing – mengajarkan cara mempromosikan produk lewat SEO dan media sosial.
“Website bukan sekadar etalase digital, tapi juga jembatan agar UMKM bisa dikenal dunia. Kami ingin pelaku usaha di desa ini mampu mandiri dan percaya diri memanfaatkan teknologi,” kata Prof. Putu Mahardika Adi Saputra.
Sementara itu, Dr. Faishal Fadli menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya membangun ekosistem UMKM yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami ingin agar digitalisasi tidak hanya milik pelaku usaha besar di kota, tetapi juga menyentuh masyarakat desa yang punya potensi luar biasa,” ujarnya.
Semangat Peserta dan Harapan Baru
Dalam kegiatan pelatihan tersebut, antusiasme peserta terlihat sepanjang kegiatan. Para pelaku UMKM dari berbagai sektor—mulai dari pembuat telur asin, pengrajin tanaman hias, hingga pedagang kue kering—tampak serius mengikuti setiap sesi.
Salah satu peserta, Siti Nurhaliza, pemilik usaha jajanan pasar, mengaku baru pertama kali belajar membuat website.
“Ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Sekarang saya bisa upload foto produk dan menulis deskripsi sendiri. Semoga nanti bisa jualan ke luar daerah,” ungkapnya dengan senyum bangga.
Bagi peserta lain seperti Eka Rahmawati, produsen susu kedelai, pelatihan ini membuka wawasan baru tentang pentingnya branding dan promosi digital. “Kalau dulu pelanggan cuma dari tetangga sekitar, sekarang saya bisa coba jualan lewat internet. Terima kasih UB sudah bantu kami belajar,” katanya.
Dari Pelatihan ke Aksi Nyata
Selain pelatihan teknis, tim FEB UB juga melakukan identifikasi permasalahan UMKM di Desa Klampok. Beberapa tantangan utama yang ditemukan antara lain keterbatasan akses modal, belum adanya sertifikasi produk, kurangnya pelatihan lanjutan, dan keterbatasan alat produksi.
Kegiatan ini tidak berhenti di pelatihan saja. Tim pengabdian telah menyiapkan modul pembelajaran digital, pendampingan lanjutan, serta target luaran berupa publikasi ilmiah, hak kekayaan intelektual (HAKI), dan seminar nasional. Dengan begitu, dampak kegiatan ini tidak hanya terasa bagi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ilmu dan kebijakan di tingkat akademik.
Komitmen UB untuk UMKM dan Masyarakat
Melalui kegiatan ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya kembali menegaskan perannya sebagai kampus yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Upaya mendorong transformasi digital UMKM merupakan langkah konkret UB dalam mendukung visi pembangunan ekonomi nasional yang inklusif.
“Kami ingin Universitas Brawijaya hadir di tengah masyarakat, bukan hanya di ruang kuliah. Digitalisasi adalah masa depan, dan kami ingin memastikan UMKM desa juga ikut melangkah ke sana,” tutup Prof. Putu Mahardika.
Semangat kolaborasi antara akademisi dan masyarakat, program pengabdian ini diharapkan menjadi pemicu perubahan nyata di tingkat akar rumput, mendorong UMKM Desa Klampok dan sekitarnya untuk naik kelas dan bersaing di era digital. (sdk)










