Kanal24, Malang – Direktur Eksekutif Indopol Survey, Ratno Sulistiyanto, dalam seminar bertajuk “Perilaku Politik di Era Digital dalam Perspektif Sub Kultur Jawa Timur” mengungkapkan adanya pergeseran signifikan dalam preferensi politik masyarakat Jawa Timur. Seminar yang digelar pada Kamis (12/12/2024) ini digelar oleh Universitas Brawijaya (UB) bekerja sama dengan Indopol Survey (Indonesia Political Survey and Consulting).
Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan pada Oktober 2024, ia menjelaskan bahwa media sosial kini memainkan peran dominan dalam mempengaruhi pilihan politik masyarakat, menggantikan peran figur tradisional seperti kyai atau tokoh pesantren. Dengan 49% responden menyebut media sosial sebagai faktor utama, perubahan ini mencerminkan dinamika baru yang dihadirkan oleh era digital, di mana platform seperti WhatsApp, Instagram, dan YouTube menjadi sumber utama informasi dan pengaruh politik.
Acara ini bertujuan untuk mengupas fenomena pergeseran perilaku politik masyarakat Jawa Timur dalam konteks digitalisasi. Melalui paparan hasil survei terbaru, seminar ini mengungkap perubahan preferensi pemilih yang kini lebih dipengaruhi oleh media sosial dibandingkan dengan figur tradisional seperti kyai atau tokoh pesantren.
Ratno Sulistiyanto mengungkapkan bahwa survei terbaru yang dilakukan pada Oktober 2024 menunjukkan tren menarik. Sebanyak 49% masyarakat Jawa Timur menyatakan bahwa media sosial menjadi salah satu faktor utama dalam menentukan pilihan politik mereka, khususnya menjelang Pilkada serentak.
“Tren ini menunjukkan adanya pergeseran dari media konvensional, seperti televisi dan surat kabar, menuju platform digital seperti WhatsApp, Instagram, dan YouTube,” ujarnya. Pergeseran ini, lanjut Ratno, menandai peran teknologi yang semakin kuat dalam membentuk opini publik.
Ia menambahkan bahwa metode survei berbasis statistik yang digunakan sangat ilmiah dan dapat diandalkan untuk memetakan perilaku pemilih. “Dengan metodologi ini, kita bisa membaca peta politik secara akurat, baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional,” katanya.
Dalam seminar tersebut, ditekankan pula pentingnya pemahaman aktor politik terhadap aspirasi masyarakat di era digital. “Para politikus harus memahami bahwa kebutuhan masyarakat hari ini dipengaruhi oleh akses informasi yang cepat dan luas melalui media sosial,” kata Ratno.
Selain itu, diskusi juga menyoroti peran media sosial dalam menggeser dominasi figur tradisional dalam mempengaruhi preferensi politik. Hal ini mencerminkan transformasi sosial yang didorong oleh teknologi, yang pada akhirnya mempengaruhi pola pemilu di Indonesia.
Seminar ini juga menyoroti kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung pengembangan demokrasi. Dengan menyelenggarakan forum akademik seperti ini, UB berupaya memberikan wawasan kepada masyarakat tentang dinamika politik terkini. Hal ini sejalan dengan peran UB sebagai institusi pendidikan yang aktif dalam memberikan sumbangsih pada kajian sosial dan politik di Indonesia.
Ratno mengapresiasi inisiatif UB dalam menggelar seminar yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. “Dengan adanya forum seperti ini, kita bisa lebih memahami arah perkembangan demokrasi kita dan memperkuat pondasinya,” pungkasan.
Acara ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam bagi peserta, baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat umum, mengenai perubahan perilaku politik di Jawa Timur, sekaligus menjadi acuan untuk penelitian dan kebijakan di masa mendatang. (nid/una)