KANAL24, Malang – Sektor perikanan, salah satunya komoditi udang yang menjadi andalan ekspor Indonesia menjadi salah satu yang mengalami tekanan selama pandemic covid19. Kondisi pandemi mempengaruhi permintaan dan harga udang di pasar ekspor karena terhambat proses distribusi. Penurunan harga udang size 50 yang awalnya Rp67.000,00 – Rp70.000,00 per kilogram turun diangka Rp60.000,00 per kilogram berdasar Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2020.
Aspek pemasaran pada usaha budidaya udang sangat terganggu karena adanya pandemi ini terutama pada pasar ekspor yang menjadi pilihan utama para pembudidaya. Berdasarkan hal tersebut, Dr. Anthon Efani dan tim melalui Program Pengabdian Masyarakat Dosen FPIK UB melakukan inisiasi penguatan pasar lokal usaha budidaya udang untuk mempertahankan keberlanjutan usaha budidaya udang.
“Salah satu tujuan kegiatan ini adalah menjaga kestabilan produksi dan keberlanjutan usaha pemanfaatan peluang alternatif dalam kegiatan pemasaran. Pada saat seperti ini perlu kreatifitas dan kejelian melihat peluang-peluang pasar baru,” kata Anthon kepada kanal24.co.id Selasa, 29 desember 2020.
Untuk itu dalam program pengabdian masyarakat ini Anthon melakukan pelatihan dan sharing pemasaran udang pada 19 Oktober 2020 lalu yang di ikuti oleh para pembudiaya udang jatim, Shrimp Club Indonesia, Dosen FPIK dan juga mahasiswa UB melalui zoom.
Menurut Anthon yang juga Direktur BUNA UB ini, pemasaran hasil panen di pasar lokal dapat mengurangi resiko perubahan mekanisme ekspor dalam beberapa kondisi misalnya saat pandemi COVID-19. Potensi permintaan udang di pasar lokal yang seringkali diabaikan oleh para pembudidaya karena memilih pasar ekspor yang dinilai lebih menguntungkan. Padahal, pemasaran udang yang dilakukan langsung kepada konsumen dapat membentuk harga yang lebih stabil untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
“Pasar lokal sebetulnya seksi dan perlu diperkuat pada saat ini sebagai subtitusi ekspor yang menurun,” ungkapnya.
Pasar lokal menurut Anthon dari sisi biaya juga lebih murah dibanding ekspor sehingga dapat mengurangi biaya distribusi, tidak terpengaruh kebijakan ekspor – impor, embargo perdagangan dari negara lain dan sebagainya. Disamping itu sebaran keberadaan pelabuhan dan bandara di berbagai kota serta jalan tol yang telah menghubungkan antar kota semakin memudahkan kegiatan distribusi. Penguatan pasar lokal untuk komoditas udang tidak hanya bermanfaat bagi keberlanjutan usaha, lebih dari itu, kemudahan masyarakat untuk mendapatkan udang di pasaran dengan kualitas baik akan meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
“Jika digarap maksimal saat ini selain dapat menggerakka ekonomi lokal juga dapat menjadi peluang wirausaha baru bagi anak muda,” pungkas Anthon.(sdk)