KANAL24, Malang – Hoax seringkali disajikan dengan judul yang heboh, namun berisi hal yang tidak benar. Oleh karena itu, berita hoax tidak dapat secara langsung untuk dipercaya dan disebarkan. Proses pemeriksaan ulang atau check and recheck, serta bandingkan dengan media yang kredibel menjadi salah satu langkah yang harus dilakukan.
Pemaparan tersebut disampaikan oleh Dosen Sosiologi Universitas Brawijaya, Dr. Mondry, SP., M.Sos., dalam kegiatan sosialisasi mengenai “Keamanan Digital untuk Keluarga dan Anak serta Menangkal Berita Palsu (Hoax)”. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan digital pada orang tua dan anak di lingkungan keluarga dan sekolah dasar.
Dalam paparannya, Dr. Mondry menjelaskan pentingnya mengenali hoax sebagai bentuk informasi palsu yang seringkali dikemas secara heboh dan menyesatkan. Ia mengajak para peserta sosialisasi untuk lebih kritis dalam menerima informasi digital.
Ia juga menekankan bahwa ruang digital tidak berbeda dengan ruang nyata. Segala perilaku di dunia maya memiliki dampak dan rekam jejak yang bisa berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.

“Sopan santun, etika, dan akhlak tetap harus dijaga, termasuk saat menggunakan media sosial. Jangan merasa tidak terlihat, karena semua yang diunggah akan dinilai oleh orang lain,” jelas Mondry.
Sosialisasi juga membahas isu cyberbullying dan dampaknya terhadap psikologis anak. Dr. Mondry mengingatkan pentingnya komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak, serta tidak memaksakan ekspektasi yang berlebihan terhadap anak dalam hal pendidikan.
Kegiatan sosialisasi ini dibuka oleh Ketua Pelaksana, yaitu Dosen Sosiologi, Astrida Fitri Nuryani, S.TP., M.Sos. Dalam sambutannya, Astrida menyampaikan pentingnya peran keluarga dalam mendampingi anak-anak menghadapi era teknologi dan kecanggihan artificial intelligence (AI).
“Orang tua harus memahami bagaimana mengawasi anak-anak dalam penggunaan internet. Apalagi sekarang banyak konten manipulatif yang bisa dibuat dengan AI. Ini harus ditangkal dengan bijak agar aman bagi keluarga,” ujar Astrida.

Selain pemaparan materi, kegiatan ini juga dilengkapi dengan sesi tanya jawab interaktif dan pengisian kuesioner mengenai penggunaan gadget dan pengawasan media oleh orang tua terhadap anak. Antusiasme peserta terlihat sepanjang kegiatan yang berlangsung hingga pukul 11.45 WIB.
Sosialisasi ini merupakan bagian dari program penelitian mengenai digital parenting yang berlangsung di MI Al Mubarok, Dusun Kidangberik, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, pada hari Sabtu (3/5/2024), dengan total 50 peserta terdiri atas 30 wali murid dan 20 siswa. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Sekolah MI Al Mubarok, Ibu Ipah, M.Pd.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran digital dalam keluarga dan menjadikan orang tua sebagai pendamping utama anak dalam menggunakan digital secara aman dan bertanggung jawab.(sdk)