KANAL24, Ponorogo – Desa Selur memiliki potensi ternak kambing dan sapi dalam jumlah yang besar. Tidak kurang dari 12.000 ekor kambing dan 400 ekor sapi dimiliki oleh masyarakat Desa Selur. Ada 46 kelompok peternak yang terhimpun dalam Gabungan Kelompok Ternak (GAPOKNAK) Desa Selur. Jenis kambing yang diternak masyarakat Selur kebanyakan jenis kambing lokal seperti jenis randu dan kacang. Namun ada beberapa peternak yang memelihara jenis kambing unggul seperti peranakan etawa (PE) dan kambing Boer. Peternakan kambing milik Pak Udik (Ketua Gapoknak desa Selur) khusus membudidayakan kambing jenis unggul.
“Kandang Pinus” merupakan nama peternakan milik pak Udik yang tempatnya sangat representatif untuk budidaya kambing jenis unggul. Selain kandang yang didesain sangat bagus dan memenuhi prasarat kesehatan kambing, di sana juga disediakan tempat untuk pengolahan pakan silase dan tempat untuk diskusi antar peternak.
Saat musim kemarau Kandang Pinus menjadi tepat favorit bagi peternak untuk berdiskusi membahas kesulitan pakan, membuat pakan silase dan lain-lain terkait kambing. Maklum saat musim kemarau ketersediaan pakan hijauan terbatas dan menjadi problem musiman bagi para peternak. Pemerintah desa Selur juga sedang membangun sebuah Kawasan Eduwisata peternakan terintegrasi dengan tempat pengolahan pupuk organik dan TPST. Keberadaan “Kandang Pinus” dan kawasan eduwisata peternakan terintegrasi dengan pengolahan pupuk organik ini diharapkan menjadi cikal bakal untuk mendirikan sekolah lapang peternakan.
Sayangnya potensi ternak yang besar tersebut belum terinventarisasi dengan baik oleh Pemerintah Desa Selur maupun Gapoknak. Jumlah ternak kambing secara pasti belum terdata, apalagi jumlah tiap jenis kambing. Padahal ternak menjadi salah satu potensi unggulan di desa Selur.
Barcode E-Populasi Ternak (doc dm ub)
Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya tahun 2023 yang dikoordinir oleh Dr. Ir. Sugiarto dan beranggotakan Dr. Agung Permana, Prof. Dr. Eng. Denny Widhiyanuriyawan dan Arief Budi Nugroho, M.Si., memperkenalkan E-populasi Ternak kepada 46 anggota Kelompok Ternak yang ditunjuk sebagai operator Poknak. E-Populasi Ternak merupakan program aplikasi untuk mendata secara real time perkembangan dan migrasi ternak yang ada di suatu wilayah. E-Populasi Ternak juga memuat module generate ransum/ campuran pakan sesuai kebutuhan gizi ternak. Para peserta pelatihan atau operator Poknak mendapat pelatihan cara menginput data ternak pada E-populasi Ternak. Dengan menginput data semua ternak kambing di masing-masing Poknak, maka jumlah populasi ternak kambing termasuk data jenis kambing, kelompok umur kambing dan pemiliknya dapat diketahui secara real time.
E-Populasi ternak juga dilengkapi dengan program untuk scan barkode yang ditempelkan pada eartag yang dipasang di telinga kambing. E-populasi dapat diakses melalui link yang ada di webside Pemerintah Desa Selur, sedangkan input data dan scan dapat dilakukan menggunakan android. Melalui scan barkode, dapat diketahui data kambing terkait jenis, umur dan pemilik. Jika kambing mati atau terjual ke luar desa maka data bisa dihapus dari E-populasi. E-populasi juga dilengkapi dengan program simulasi untuk membuat pakan ternak curah olahan mandiri. Program dilengkapi dengan data jenis bahan pakan curah dengan komposisi nutrisi yang terkandung di dalamnya serta harga per kg atau per liter.
Data jenis bahan pakan dapat ditambah dan harga bahan dapat disesuaikan. Dalam sambutanya saat membuka pelatihan input data pada E-populasi Ternak, Dr. Sugiarto berpesan agar operator di masing-masing Poknak segera melakukan input data ternak kambing milik anggotanya agar jumlah real populasi ternak kambing dan klasifikasinya dapat diketahui. Pak Gik (panggilan Dr. Sugiarto) berharap agar E-populasi ini nantinya dapat dijadikan salah satu media pembelajaran untuk Sekolah Lapang Ternak di desa Selur.(sdk)