KANAL24, Jakarta- Demi meningkatkan kinerja, pada Juni lalu, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melalui anak usahanya, PT Indojaya Agrinusa, telah meresmikan pabrik pakan ternak baru dengan investasi senilai Rp 600 miliar.
Adapun, pabrik tersebut berdiri di lahan seluas 12 hektare pada Kawasan Industri Modern 4, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pabrik baru tersebut merupakan perluasan dari pabrik sebelumnya yang berada di wilayah Tanjung Morawa, Deli Serdang. Pabrik ini hadir sebagai solusi atas kebutuhan akan pasokan pakan ternak, di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Pekanbaru dan Kepulauan Riau, dengan kualitas produk berstandar internasional.
Sesuai rencana, pabrik baru ini memiliki kapasitas produksi maksimal sebesar 40.000 ton per bulan. Di area yang sama juga sedang dilakukan proses pembangunan pabrik pakan Ikan dan udang yang memiliki kapasitas produksi pakan ikan apung sebesar 9.500 ton per bulan, pakan ikan tenggelam sebesar 2.000 ton per bulan, dan pakan udang sebesar 700 ton per bulan.
Indojaya Agrinusa merupakan salah satu anak usaha JPFA yang bergerak dalam bidang agribisnis, dengan memiliki lini kegiatan produksi pakan ternak, pembibitan ayam dan Kemitraan budidaya ayam broiler (pedaging), serta budidaya perairan.
Menurut Executive Director and Chief Executive Officer JPFA, Tan Yong Nang, seperti dikutip Investor Daily, Senin (2/11), untuk keperluan ekspansi JPFA telah menaikkan fasilitas pinjaman bank dalam negeri menjadi Rp 5 triliun dari semula Rp 3 triliun dan sebanyak Rp 1,15 triliun untuk keperluan capex.
Hingga semester I-2019, JPFA membukukan penjualan bersih Rp 18,24 triliun, melonjak 9,22% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 16,70 triliun. Kontribusi paling besar pendapatan perseroan berasal dari peternakan dan produk konsumen yang menyumbang Rp 7,16 triliun, kemudian disusul pakan ternak Rp 6,98 triliun, dan bisnis ayam sehari serta budidaya perairan yang masing-masing menyumbang Rp 1,65 triliun dan Rp 1,53 triliun.
Namun, laba bersih JPFA turun 25,17% menjadi Rp 829,28 miliar pada semester I-2019, dari Rp 1,1 triliun di semester I-2018. Per Juni 2019, beban pokok penjualan perseroan meningkat 15,69% menjadi Rp 14,92 triliun, dari semester I-2018 Rp 12,89 triliun. Beban terbesar perseroan berasal dari peningkatan biaya untuk bahan baku produksi yang tumbuh 19,47% menjadi Rp 13,48 triliun, dari Rp 11,29 triliun. (sdk)