KANAL24, Malang – Menjadi desa yang maju merupakan mimpi warga Desa Tawangsari. Desa Tawangsari sendiri terletak di Kabupaten Malang bagian tengah selatan wilayah Propinsi Jawa Timur. Letak Desa Tawangsari ini dikelilingi oleh beberapa tujuan wisata alam buatan yang mulai dilirik banyak wisatawan. Dikelilingi oleh banyaknya daerah tujuan wisata tidak membuat Desa Tawangsari ini turut melambung pamornya.
Desa Tawangsari sendiri menjadi salah satu desa dengan karakteristik 3T yaitu Terluas, Terdepan dan Tertinggal. Sebagian besar warga desa ini adalah petani atau buruh tani yang pengerjaan ladang mereka akan sangat bergantung pada kondisi alam. Kondisi masyarakat desa yang selalu bergantung pada kondisi alam, menjadikan desa tersebut sulit untuk dapat meraih pertumbuhan ekonomi yang mencukupi bagi setiap masyarakatnya.
Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (EM UB) melalui kegiatan Sosial Masyarakatnya memiliki inisiatif untuk dapat mengembangkan potensi desa tersebut. Kegiatan tersebut berhenti di tahun 2019 dan dimulai kembali ditahun 2020 melalui kegiatan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa atau disebut dengan PHP2D pada 15/11/2020 lalu. PHP2D ini merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan – Derektoral Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Tujuan dari kegiatan ini salah satunya adalah membantu mengatasi permasalahan di desa dengan berbagai aspek melalui upaya peningkatan kesadaran/sikap, wawasan/pengetahuan dan keterampilan,” ujar Azizun Kurnia Illahi.,S.I.Kom.,M.A selaku pembimbing, Sabtu (6/12/2020)
Tim Eksekutif Mahasiswa yang digawangi oleh Herlin Sri Wahyuni mahasiswa Fakultas Hukum berhasil mendapatkan pendanaan untuk melakukan pengembangan dan peningkatan taraf hidup masyarakat desa Tawangsari. Program peningkatan dan pengembangan taraf hidup masyarakat Desa Tawangsari yang dilakukan adalah melakukan pelatihan membatik bagi warga.
Bukan hanya pelatihan saja yang diberikan, namun juga tim membangunkan rumah sebagai tempat produksi untuk membatik bernama Griya Cita.
“Harapan dari adanya Griya Cita ini yaitu sebagai rumah produksi pembuatan batik yang berciri khas Desa Tawangsari. Kekhasan batik desa ini adalah desain yang bergambar tomat dan wortel sebagai hasil utama pertanian warga di desa tersebut,” imbuhnya
Harapan lainnya adalah Griya Cita ini memantik adanya kesinambungan kegiatan membatik. Sehingga hasil dari membatik tersebut dapat menjadi mata pencaharian baru bagi penduduk desa Tawangsari ini.
“Pendirian Griya Cita ini nantinya akan menjadi cambukan bagi masyarakat desa untuk dapat terus berusaha mengembangkan dan memajukan desa melalui batik dan tentunya desa Tawangsari akan menjadi Desa Mandiri,” tandas Azizun. (Meg)