KANAL24, Malang – Era global dan digital yang sudah terjadi saat ini tidak hanya memberikan kemudahan namun juga memiliki tiga tantangan besar. Tiga tantangan tersebut dijelaskan oleh Menteri BUMn Erick Thohir dalam Orasi Ilmiah Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UB dengan tema “Globalization and Digitalization: Strategi BUMN Pasca Pandemi”, Sabtu (27/11/2021).
“Saya bukan mau menakut-nakuti namun saat ini ada tiga tantangan besar di era global dan digital ini,” kata Erick.
Pertama, menurut Erick adalah tekanan ekonomi global yang ingin menguasai sumber daya alam Indonesia. Saat ini melalui berbagai forum internasional banyak tekanan agar Indonesia lebih banyak melakukan ekspor sumber daya alam dalam bentuk mentah. Langkah pemerintah dibawah Presiden Jokowi yang ingin mengolah sumber daya alam di dalam negeri banyak mengalami tekanan dari asing.
“Keinginan Indonesia untuk mengolah sumber daya alam di dalam negeri sebelum diekspor ini banyak mendapat tekanan. Namun kita ingin tercipta job creation dengan langkah ini,” lanjutnya.
Tujuan dari program pemerintah ini adalah agar tercipta job creation lebih banyak sehingga inovasi dan penguasaan teknologi dapat tercapai. Salah satu dari rintisan tersebut adalah beroperasinya Kawasan Industri Batang dan pengolahan nikel untuk baterai kendaraan listrik.
Tantangan selanjutnya dalam era teknologi ini adanya disrupsi teknologi yang membuat lanskap bisnis berubah total. Perkembangan perusahaan teknologi telah mengubah banyak hal dalam masyarakat. Perkembangan startup bidang keuangan, layanan transportasi, telekomunikasi membuat peta bisnis baru yang berbeda dengan bisnis sebelumnya.
“Coba lihat e-commerce, fintech dan startup lainnya telah mengubah banyak hal. Namun sayangnya seperti fenomena belanja online yang naik namun produknya bukan dari Indonesia,” tegas Erick.
Sedangkan tantangan terahir adalah ketahanan kesehatan yang dua tahun ini ditandai dengan pandemi covid19. Erick menyebut ketahanan kesehatan ini merupakan siklus 20 tahunan yang perlu diwaspadai dengan munculnya berbagai virus.
Dalam konteks inilah kemudian menurutnya BUMN memainkan peran sebagai salah satu soko guru perekonomian nasional. BUMN menurut Erick punya posisi unik karena berperan sebagai korporasi namun juga sebagai public service obligation.
Untuk itu dirinya sejak awal menjadi menteri memilah BUMN untuk difokuskan perannya antara korporasi dan pelayanan publik.
“Kereta api misalnya akan berperan dalam pelayanan publik, namun kalau bank himbara akan fokus sebagai korporasi, “ pungkas Erick. (sdk)