KANAL24, Malang – Dekan Fakultas Teknik UB Prof. Hadi Suyono menyebut penggunaan energi migas saat ini terbesar untuk sektor transportasi dan industri menghasilkan efek samping bagi masyarakat di bidang kesehatan. Untuk itu dirinya berharap ada riset untuk meneliti efek samping dari penggunaan migas bersama dengan UB sebagai bagian dari tri dharma perguruan tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Hadi Suyono saat membuka Kuliah Umum Hybrid dengan tema Peran Industri Hulu Migas Bagi Ketahanan Energi Nasional, senin (06/12/2021).
Berkenaan dengan riset tersebut Prof. Hadi Suyono berharap kerjasama antara FT UB dengan SKK Migas dan Industri Migas lainnya dapat semakin erat agar kegiatan seperti riset dan inovasi dapat berjalan lebih baik.
“Kami senang sekali dijadikan tempat bagi kegiatan SKK Migas dan berharap nanti kedepan dapat lebih erat dan formal dengan adanya MoA atau MoU,” ujar Hadi.
Hadi menambahkan saat ini FT UB sedang getol untuk menjalin kerjasama dengan kalangan industri untuk meningkatkan mutu dosen dan mahasiswa melalui transfer pengetahuan secara langsung dengan industri termasuk sektor migas.
Lebih lanjut Hadi menambahkan untuk sektor industri migas saat ini membutuhkan banyak riset dan inovasi baru karena energy fosil ini diperkirakan akan habis dan membutuhkan strategi baru jika terus dipertahankan. Untuk itu dengan jumlah mahasiswa dan dosen yang ada saat ini dirinya berharap FT UB dapat ikut memberikan kontribusi kepada sektor migas menuju ketahanan energi nasional.
“FT UB saat ini memiliki mahasiswa dan dosen dengan berbagai potensi riset dan inovasi. Tentu sinergi dengan industri migas kami perlukan dengan harapan dapat berkontribusi membangun ketahanan energy nasional,” pungkas Hadi.
Kuliah Tamu bersama SKK Migas ini menghadirkan Indra Zulkarnain Kepala Departemen Humas SKK Migas Jabanusa, Edy Purnomo Manager JTB Site Office PGA Pertamina EP Cepu dan Rexi Mawardijaya Humas dan Jubir Exxon Mobile Cepu Limited. (sdk)