KANAL24, Malang – Tim Apatte62 dari Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya telah berhasil mengembangkan mobil hemat energi yang terdiri atas 4 kategori, yaitu mobil listrik, mobil ethanol, mobil diesel dan mobil gasoline.
Pengembangan mobil hemat energi ini diawali pada tahun 2012. Pada tahun itu, untuk pertama kalinya Universitas Brawijaya telah berhasil membuat mobil hemat energi yang berada dalam kategori urban listrik dan diberi nama Marsela 1. Sampai pada tahun 2013, Universitas Brawijaya kembali mengembangkan mobil hemat energinya. Berbeda dengan sebelumnya, pada kesempatan tersebut Tim Apatte62 membuat mobil hemat energi yang berada dalam kategori prototype.
“Jadi ada 2 tipe yang dikembangkan Tim Apatte62 ini, yaitu untuk urban dan prototype,” ujar Pembina Tim Apatte62 Dr. Eng. Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT., IPM, Rabu (2/3/2022)
Pengembangan mobil hemat energi di Universitas Brawijaya ini akan terus dilakukan oleh Tim Apatte62. Denny menegaskan bahwa mereka sudah memiliki hampir seluruh dari apa yang mereka butuhkan. Tidak tanggung-tanggung, saat ini Tim Apatte62 Universitas Brawijaya telah bergerak kembali untuk mengembangkan mobil hemat energi terbarunya yang berada dalam kategori protofilsel. Selama proses tersebut, Tim Apatte62 Universitas Brawijaya terus berupaya membuat dan mengembangkan mobil kualitas terbaiknya dengan melihat dari berbagai aspek. “Anak-anak telah dilatih untuk membuat design, kemudian menguji designnya, menghitung, kemudian membuat wujudnya,” terangnya.
Aspek pertama yang diperhatikan yaitu ada pada sisi bodi mobil. Pada awalnya, bodi mobil yang digunakan berbahan dasar fiber. Kemudian, bodi mobil tersebut dikembangkan dengan menggantinya menggunakan bahan dasar karbon. Penggunaan bahan karbon tersebut dipilih karena sifatnya yang ringan sehingga dapat mengurangi beban dari kendaraan. Aspek selanjutnya ada pada sasis mobil. Sasis pada mobil juga perlu diperhitungkan secermat dan seoptimal mungkin agar nantinya mobil dapat menahan beban dengan baik, entah itu beban mesin, beban pengemudi, beban body mobil, ataupun beban-beban lainnya.
Selain bodi dan sasis, Denny mengatakan aspek terakhir yang diperhatikan yakni ada pada engine mobil. “Bagaimana mereka mendesain, menghitung, mengimplementasikan di dalam suatu bentuk mobil itu dia mempunyai konsumsi bahan bakar yang hemat seperti apa,” ujar Denny. (wen)