KANAL24, Sidoarjo – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, masa Khidmad 2015 – 2020.
Penghargaan ini diberikan MUI karena melihat konsistensi Gubernur Khofifah memberikan perhatian dan dukungannya kepada MUI Jawa Timur sebagai mitra kerja pemerintah.
Menurut gubernur, ini adalah sebagai bentuk sinergitas Pemprov Jatim dengan ulama.
“Yang beliau sebut tadi mulai Pak Imam Utomo, Pakde Karwo, sekarang kita melanjutkan,” ungkapnya, seusai membuka Muyawarah Majelis Ulama Indonesia, Provinsi Jawa Timur X tahun 2020, di Sidoarjo, Selasa (22/12/2020).
Jadi tiga generasi ini, lanjut Khofifah, oleh MUI Jawa Timur, disebut sebagai Gubernur yang membangun sinergitas cukup baik. Khofifah berharap, MUI sebagai forum silaturahim ulama, zuama, akademisi, akan menjadi sang pencerah.
“Kalau tadi saya menukil ‘Yundiru qoumahum idza roja’u alaihim la’allahum yahdzarun. Ini akan mengingatkan masyarakat, jangan kesana ya, kesini, jangan terlalu kesana, itu tugas untuk terus saling mengingatkan,” tegasnya.
Sementara itu, dalam sambutan pembukaan Musyawarah Wilayah ini, Gubernur Khofifah juga meminta peran serta MUI, dalam mewujudkan Indonesia, Jatim pada khususnya untuk bisa menjadi peng-ekspor Halal Food Dunia.
“Kita ini penduduk muslim terbesar di Dunia, tapi importir Halal Food terbesar di Dunia. Mulai sekarang kita balik, kita harus jadi eksportir Halal Food terbesar Dunia,” pinta Khofifah yang diamini para peserta.
MUI Jatim mengaku siap untuk mendukung Pemprov Jatim menuju ekaportir Halal Food Dunia. Hal itu ditegaskan Ketua MUI Jatim – KH. Abdusshomad Bukhori.
“MUI akan memberikan dorongan kepada masyarakat, agar pengusaha pengusaha itu bisa tumbuh, UMKM istilahnya ya. Dan serifikasi halal harus segera diselesaikan,” tuturnya.
Pentingnya sertifikasi halal bagi produk makanan dan minuman sebelum di ekspor adalah, lantaran beberapa negara tujuan juga mewajibkan atau mensyaratkan hal itu. Dan Indonesia, kata KH. Shomad, memiliki sekitar 70 juta UMKM.
“Kalau pengusaha besar itu hanya lima ribu. Jadi untuk mengembangkan ekonomi memang yang kecil kecil harus dirawat. Insya Alloh, kami sudah lama membina,” imbuhnya.(sdk)