KANAL24, Jakarta – Holding BUMN Pangan, akan direalisasikan pada 2021 mendatang. Saat ini, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) selaku induk holding tengah menyiapkan sejumlah persiapan.
Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya bersama Kementerian BUMN melakukan proses perseroan untuk menyelenggarakan BUMN pangan. Setelah difinalisasikan, Kementerian BUMN akan memerger atau menggabungkan perseroan yang memiliki bisnis serupa.
Menteri BUMN Erick Thohir akan menyisakan 16 perusahan dalam proses merger tersebut dan akan dijadikan anggota holding.
“Di awal 2021, sudah terbentuk Holding Pangan yang saat ini sudah proses perseroan dari beberapa BUMN pangan yang ada, sudah kita kerjakan, dan proses setelah pemerseroan kita akan bekerjasama dengan merger beberapa BUMN Pangan yang sejenis bisnisnya,” ujar Arief, Senin (7/12/2020).
Selanjutnya holding melakukan branding (merek) dari produk holding BUMN Pangan tersebut. Ke dalam, manajemen Holding juga akan membuat masterplan yang menyajikan semua kontribusi anggota BUMN Pangan sehingga ada sinergi dan konektivitas semua lini sektor bisnis pangan dari hulu ke hilir yang terdiri atas 16 perusahaan tersebut.
“Jadi nanti kita akan buat suatu masterplan, di mana, dari proses input hingga hilir harus menyajikan semua kontribusi dari BUMN pangan hari ini. Contoh ada Pertani dan Sang Hyang Seri bidangnya hampir sama, di mana, bekerja untuk memproduksi benih. Dan satunya lagi memproduksi seperti padi, “lanjutnya.
Sebelumnya, Erick Thohir, Ihwal komoditas yang menjadi fokus Holding Pangan yang dipimpin RNI adalah beras, jagung, gula, ayam, sapi kambing, ikan, cabe, bawang merah dan garam.
“Ini yang berfokus pada kita yang dikelola oleh BUMN pangan. Strukturnya alhamdulillah kemarin sudah disetujui di mana, RNI menjadi (induk) holdingnya lalu,” pungkas Erick.
Struktur klaster pangan sudah disetujui di mana RNI menjadi induk atau holding. RNI akan membawahi beberapa BUMN seperti PT Berdikari (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero) (Perinus), Perum Perikanan Indonesia (Perindo), dan PT Pertani (Persero).
Selanjutnya PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Garam (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), dan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).(sdk)