KANAL24, Malang – International Conference on Green Agro-Industry and Bioeconomy (ICGAB) kemabli digelar tahun ini dengan mengusung tema “Implementation of IoT to achieve Food Security and Green Agroindustry”. Konferensi yang sudah dilaksanakan kelima kali ini dipersembahkan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB).
Ketua Panitia, Hendrix Setyawan, Ph.D mengatakan konferensi internasional ini dilaksanakan selama 2 hari mulai dari Selasa (6/7/2021) sampai hari Rabu (7/7/2021) secara daring. Tahun ini, The 5th ICGAB diikuti oleh lebih dari 180 peserta dari berbagai negara, termasuk Australia, Malaysia, Korea, Jerman, Filipina, Cina, Jepang.
“ICGAB ke-5 tahun ini bertujuan untuk mengkomunikasikan dan menyebarluaskan pengalaman penelitian, inovasi, kemajuan penelitian dan teknologi, serta studi kasus terkait implementasi internet of things (IoT) untuk mencapai ketahanan pangan dan agroindustry,” ujarnya.
Topik agroindustri yang lebih umum juga dibahas dalam konferensi ini. Saya berharap acara ini menjadi wadah ilmiah bagi akademisi, peneliti, pembuat kebijakan, pemimpin industri, professional, dan pemangku kepentingan Indonesia dan Internasional untuk membangun jaringan, berbagi ide, dan menciptakan kolaborasi penelitian.
Sementara itu, Dekan FTP UB, Prof. Imam Santoso mengatakan bahwa hubungan antara air, makanan, dan energi sangat penting untuk pembangunan keberlanjutan. Meningkatnya populasi global, ekspansi perkotaan, perubahan pola makan dan perilaku konsumsi menyebabkan tekanan antara kebutuhan itu. Bioekonomi dapat memberikan harapan baru untuk pemenuhan kebutuhan tersebut melalui berbagai pendekatan yang dapat diterapkan di bidang pertanian dan kehutanan, pangan, energi terbarukan, kimia, dan bidang farmasi, serta dalam menciptakan inovasi bahan.
“Merupakan suatu kehormatan bagi Fakultas kami menjadi tuan rumah konferensi ICGAB untuK pertukaran ide dan cerita, keterlibatan peserta dengan praktik, dan implementasi IoT dan sistem informasi untuk lebih mengembangkan ekonomi hijau di Indonesia dengan menciptakan agroindustri yang berkelanjutan. Adalah impian kami bahwa konferensi ini akan menginspirasi dan memotivasi semua peserta. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi untuk membangun kesejahteraan bangsa kita dengan mengembangkan dan menerapkan agroindustri hijau dan bioekonomi berbasis komoditas lokal dan tropis, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan,” tandasnya. (Meg)