KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada perdagangan hari ini berpotensi mengalami koreksi minor, setelah kemarin mampu melanjutkan proses penguatan hingga sebesar 1,3 persen ke level 6.289.
Menurut analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, secara teknikal, laju IHSGmampu melompat ke target Moving Average 50 hari (MA-50) dengan membentuk pola candlestick ‘Shooting Star’ yang diawali dengan tren penguatan jangka pendek. Dia menilai kondisi IHSGcukup mengkhawatirkan dengan sinyal koreksi wajar dalam waktu dekat.
Lanjar menyatakan, indikator stochastic dan RSI mulai terlihat mahal pada area jenuh beli. “Sehingga, kami menyarankan untuk melakukan aksi ambil untung pada harga terbaik dengan potensi IHSGterkoreksi wajar dan kembali menutup gap yang terbentuk dengan support-resisten 6.200-6.304.
Dia menyebutkan, pada perdagangan kemarin mayoritas bursa saham Asia ditutup menguat, tercermin dari kenaikan indeks Hang Seng (2,27 persen) dan Shanghai (1,29 persen), setelah Nikkei menguat 1,2 persen dan Topix melonjak1,34 persen.
“Penguatan bursa Asia terjadi setelah adanya rasa optimitis pada ekuitas berjangka AS yang bergerak positif akibat penundaan rencana tarif hukuman atas barang-barang dari Meksiko oleh Presiden Donald Trump,” ujar Lanjar, di Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Sementara itu, kemarin IHSG ditutup melesat 1,3 persen menuju level 6.289. “Sentimen euforia terhadap rating utang Indonesia yang mendapatkan upgrade dari S&P menjadi BBB menjelang libur Lebaran masih menjadi dorongan positif hingga awal pekan ini. Investor asing tercatat net buy sebesar Rp480,82 miliar,” paparnya.
Dengan demikian, jelas Lanjar, adanya potensi koreksi wajar pada laju IHSG hari ini bisa disikapi pelaku pasar dengan mengakumulasi lima saham berikut:
1. PT Wika Beton Tbk (WTON)
2. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN)
3. PT Bank Danamon Tbk (BDMN)
4. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
5. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). (sdk)