KANAL24, Jakarta – Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri memprediksi bahwa hampir semua industri pengolahan non-migas mengalami pemulihan pada 2021, terutama di beberapa sektor manufaktur.
“Hampir semua bisa tumbuh lebih tinggi, tapi yang penting adalah industri farmasi, baik untuk manusia dan hewan. Sehingga kita nanti ongkosnya turun, peternakan kita bagus, unggas kita juga bagus, karena ketergantungannya makin turun,” kata Faisal Basri pada seminar web bertajuk “Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi”, Kamis (26/11/2020)
Dari Kantor Berita Antara Faisal melanjutkan industri makanan dan minuman di mana sektor tersebut tetap tumbuh positif di tengah pandemi COVID-19 karena produk dari industri tersebut merupakan barang konsumsi yang tetap dibutuhkan masyarakat.
Selanjutnya yakni industri otomotif, yang memang pada dasarnya sudah kuat dan tinggal menunggu waktu untuk pulih.
Sementara itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan sejumlah subsektor industri tetap tumbuh positif tahun ini. Meskipun secara keseluruhan, pertumbuhan industri pengolahan pada 2020 masih akan terkontraksi sebesar 2,22 persen.
Pada kesempatan yang sama Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko Cahyanto mengatakan terdapat lima subsektor industri yang diproyeksi tumbuh positif sepanjang 2020 yakni berkaitan dengan pandemi COVID-19.
“Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri logam dasar, serta industri makanan,” katanya.
Sementara pada 2021 industri diproyeksikan akan mampu tumbuh positif, yang diproyeksikan berdasarkan asumsi pandemi COVID-19 yang bisa terkendali dan adanya vaksinasi akan mendorong kembali aktivitas perekonomian. (sdk)