KANAL24, Jakarta – Kabar baik buat para peneliti dan pemerhati mushaf Alquran. Kementerian Agama kini memiliki Pangkalan Data Mushaf Al-Qur’an di Asia Tenggara atau Database of Southeast Asian Mushaf.
Layanan informasi berbasis website ini baru diluncurkan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Gedung Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal, TMII, Jakarta, Senin (14/10) lalu. Bersamaan dengan itu, diluncurkan juga Terjemaan Alquran Edisi Penyempurnaan, Mushaf Standar Indonesia Rasm Utsmani, serta Jabatan Fungsional Pentashih.
Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kementerian Agama Muchlis M Hanafi menjelaskan Pangkalan Data Mushaf Al-Qur’an di Asia Tenggara adalah website yang dikelola LPMQ yang berisi himpunan data Alquran dari Asia Tenggara dalam bentuk manuskrip, Alquran cetak, Alquran Breil dan Alquran versi digital.
“Data yang ditampilkan merupakan hasil dari kegiatan penelitian dan digitalisasi oleh peneliti LPMQ selama 5 tahun,” jelasnya Kamis (17/10/2019).
“Hingga saat ini, jumlah data yang telah diupload dalam pangkalan data sebanyak 327 Manuskrip Alquran, 272 Mushaf Alquran cetak, 10 Alquran Digital, dan 3 Alquran Braile. Jumlah tersebut akan terus diperbaharui,” lanjutnya.
Dikatakan Muchlis, keberadaan pangkalan data ini bertujuan untuk memperkenalkan khazanah mushaf Alquran Nusantara sebagai bagian dari warisan dunia Islam. Tujuan lainnya adalah menyediakan infrastruktur kajian mushaf Alquran Nusantara yang dapat dimanfaatkan secara luas. “Kami juga ingin memudahkan akses berbagai koleksi mushaf Alquran Nusantara bagi para mahasiswa, dosen, peneliti dan masyarakat umum,” tandasnya.
Koordinator Penelitia LPMQ Ali Akbar menambahkan setiap jenis mushaf yang ada sudah dilengkapi dengan data visual berupa foto dari berbagai sisi. Ada juga penjelasan rinci terkait aspek permushafan, mulai dari aspek kesejarahan, material, dan aspek tekstual.
“Para pengunjung akan dimanjakan dengan moda pencarian yang sangat mudah berdasarkan kata kunci tertentu, kategori tertentu, ataupun langsung memilih lokasi mushaf dalam sebuah peta Indonesia,” tutupnya. (sdk)