KANAL24, Jakarta – Dalam kurun kurang sebulan, tepatnya sejak akhir November hingga hari ini, Selasa (22/12), dua emiten mengalami lonjakan lebih 100% sekaligus merajai pergerakan di kelompok Kompas100, yakni PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP).
Data per penutupan hari ini, ISAT bertengger di harga 5.250, meroket 2.900 poin atau 123,40% dibanding posisi akhir November. Itupun, setelah pada perdagangan hari ini saham ISAT melemah 4,55% atau 250 poin.
Sedangkan BBKP di posisi 620, melesat 336 poin atau 118,31% sejak 30 November. Hari ini, saham BBKP bertambah 1,64% atau 10 poin.
Merujuk pada pergerakan naik saham kedua emiten di awal bulan ini, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menyebut adanya pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang akan menyerahkan aset berupa kepemilikan sebagian saham di ISAT dan BBKP untuk dikelola Kementerian Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ).
Di tangan Menteri Erick, Sri Mulyani berharap kinerja kedua perusahaan itu diharapkan bisa membaik.
Terkait lonjakan ISAT, menurut Nafan, gencarnya pemberitaan mengenai pengembangan 5G di Indonesia menjadi katalis bagi saham emiten telekomunikasi tersebut. “Bagaimanapun Indosat adalah pemain lama di bisnis telekomunikasi di Indonesia yang pangsa pasarnya cukup besar, selain Telkomsel tentunya,” jelas dia.
Sejauh ini, Indosat tak mengikuti lelang jaringan 5G yang diselenggarakan Pemerintah. Indosat lebih memilih mengandalkan spektrum frekuensi yang dimiliki untuk memberikan layanan kepada penggunanya daripada bersaing untuk mendapatkan frekuensi radio 2,3 GHz, pintu gerbang dari jaringan 5G.
Walau demikian, Indosat menjalin kerja sama dengan Huawei. Melalui kerjasama ini, operator seluler Indosat Ooredoo kini mulai membangun jaringan transport 5G ready, berbasis teknologi segment routing IPv6 ( SRv6).
Jaringan transport 5g-ready SRv6 ini diklaim sebagai yang pertama digunakan di Asia Pasifik. Teknologi tersebut hadir guna memenuhi kebutuhan pelanggan di era digital, khususnya pada segmen retail dan bisnis.
Lalu, untuk BBKP, Nafan mengatakan akuisisi Bank Bukopin oleh KB Kookmin Bank, bank asal Korea Selatan sebagai pemegang saham pengendali direspons positif oleh pelaku pasar. “Apalagi sekarag diikuti dengan pergantian nama Bank Bukopin menjadi PT Bank KB Bukopin Tbk dengan branding nama KB Bukopin,” kata Nafan.
Walau demikian, pelaku pasar meyakini peralihan kepemilikan dari PT Bosowa Corporindo kepada Kookmin Bank tidak cuma sekedar ganti nama. Perubahan ini juga akan berdampak terhadap kinerja perbankan Bukopin. Saat ini jumlah perusahaan asal Korea Selatan yang berbisnis di Indonesia cukup banyak.
“Tentu ini menjadi peluang bagi Bank Bukopin untuk menyalurkan kredit ataupun memperoleh penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari sejumlah korporasi asal Korsel yang ada di Indonesia,” ujar Nafan.
Sebagaimana diketahui, KB Kookmin Bank Co., Ltd akhirnya resmi menguasai 67% saham Bank Bukopin melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias private placement. Aksi korporasi ini akan diiringi transformasi dan kolaborasi bisnis dengan bank asal Korea Selatan itu.
Selain Kookmin Bank, pemegang saham publik Bank Bukopin adalah Kopelindo dengan kepemilikan 18,14%, Bosowa Corporindo dengan kepemilikan 11,68%, dan Negara Republik Indonesia dengan kepemilikan sebesar 3,18%.(sdk)