KANAL24, Malang – Sektor properti diyakini akan terus tumbuh positif di tahun 2022 mendatang khususnya properti residensial. Sementara untuk subsektor properti komersil diperkirakan akan tumbuh namun sangat terbatas.
Hal itu dipaparkan Rivan Kurniawan, Indonesia Value Investor dalam acara IPOTLOOK 2022 secara virtual, Sabtu (11/12/2021). Menurutnya dua sub sektor properti sepanjang tahun 2021 mengalami kondisi yang berbeda. Untuk properti subsektor residensial seperti PWON (PT Pakuwon Jati Tbk) yang tumbuh 24 persen yoy. Kemudian CTRA (PT Ciputra Development Tbk) tumbuh 57 persen yoy.
Kemudian untuk properti subsektor komersil justru memperlihat kinerja yang kurang baik. Sebagai contoh PT Jara Real Property Tbk (JRPT) secara kuartalan tumbuh negatif 37 persen. Sedangkan secara tahunan tumbuh -5 persen. Sementara PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang turun 10 persen.
Kinerja apik industri properti sub sektor residensial sepanjang tahun 2021 adalah karena produknya langsung ditujukan ke end user. Selain itu harga jual rata-rata masih di bawah Rp1 miliar. Dua faktor ini menjadi penentu penjualan rumah residensial meningkat.
Kemudian untuk properti subsektor komersil tumbuh melambat karena sistem penjualan adalah B to B (Bussiness to Bussiness). Dari sisi harga jual juga jauh lebih besar bahkan di atas Rp3 miliar. Hal ini diperparah adanya pandemi yang masih menghantui dunia usaha membuat permintaan properti komersil terbatas. Sebagai contoh adanya PPKM , PSBB dan lainnya sehingga mobilitas masyarakat dibatasi.
“Di tengah ketidakpastian yang tinggi maka bisnis masih harus wait and see sehingga investor lebih memilih menunggu untuk membeli properti komersil. Sedangkan sejumlah konsumen residensial itu sudah berani membeli,” kata Rivan.
Ditegaskan Rivan bahwa properti residensial dengan nilai di bawah Rp1 miliar masih tetap menjadi primadona. Harga perumahan residen dengan kisaran harga Rp300 juta hingga Rp750 juta pangsa pasarnya mencapai 33 persen. Kemudian harga jual rumah Rp750 juta – Rp1 miliar mencapai 18 persen.
Demi menggenjot penjualan produk properti baik di subsektor residensial ataupun komersil, tahun 2021 ini pemerintah jor-joran memberikan stimulus seperti PPn – DTP (pajak ditanggung pemerintah) dan keringanan down payment (DP) hingga nol persen. Selain itu loan to value (LTV) juga dilonggarkan pemerintah melalui BI.
“LTV 100 persen untuk kategori properti ini jadi stimulus tambahan, akibatnya masyarakat akan terstimulus dan developer juga mendapatkan manfaat,” pungkas dia.(sdk)