KANAL24, Malang – Melakukan misi kemanusiaan di daerah bencana tentu memiliki tantangan tersendiri. Apalagi saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung sehingga dibutuhkan tenaga ekstra untuk melakukan tanggap bencana dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal inilah yang menjadi konsen dr. Satria Pandu Persada Isma, SpOT(K) koordinator Emergency Medical Team (EMT) UB-RSSA. Kepada kanal24.co.id, dokter Percy (begitu ia biasa dipanggil) menceritakan pengalamannya memimpin tim melakukan misi kemanusiaan di lokasi bencana gempa bumi Mamuju dan Majene Sulawesi Barat.
EMT berada di Mamuju selama 8 hari mulai dari tanggal 22 – 29 Januari 2021 kemarin. Dengan 6 hari aktif bekerja, di hari pertama tim melakukan orientasi ke RSUD Sulbar untuk mengatur beberapa sistem seperti penataan ruang rawat alur pasien, karena memang sempat tidak bisa beroperasi dikarenakan masih dalam fase akut.
Selain itu, tim juga melakukan banyak tindakan baik yang bersifat spesialistik ataupun umum.
“Karena kita membawa dokter spesialis emergency medicine dr. Aurick dan dr. Dwiwardoyo, mereka menata ulang UGD membantu nakes disana untuk menangani pasien gawat darurat. Kemudian ada dr. Muhammad Irawan Sp.A yang membantu menangani kasus-kasus pediatri (kasus bayi baru lahir) dan membantu persalinan, dr. Sri Sunarti, Sp.PDK-Ger yang menangani kasus-kasus penyakit dalam. Lalu, saya dan dr. Pradana ahli ortopedi membantu menangani kasus-kasus patah tulang, infeksi pada jaringan lunak dan jaringan tulang,” jelasnya melalui sambungan telefon, senin (1/2/2021).
Selain tindakan spesialistik, tim juga melakukan kerjasama dengan RS yang beroperasi yaitu RS Bhayangkara. Disana tim meminjamkan tenaga anestesi dr. Hanif dengan dr. Eko untuk melakukan tindakan pembiusan pada operasi. Selain pelayanan di dalam RS tim juga aktif melakukan tindakan di luar RS seperti melakukan pelayanan ke beberapa desa pengungsian, masih banyak pasien yang takut untuk datang ke RS, mereka trauma jika melakukan perawatan di dalam gedung RS, dan juga memberikan trauma healing kepada anak-anak di pengungsian.
Baca juga:
Hari ke 4, Tim EMT UB-RSSA Ajari Hidup Bersih Hingga Bantu Persalinan Warga Mamuju
Kemudian, karena bencana yang terjadi bukan hanya gempa itu sendiri melainkan ada pandemi Covid-19, tim tetap memastikan bekerja dengan aman dan terus melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat sekaligus memberi bantuan berupa uang tunai.
Menurut dokter spesialis ortopedi ini, penyakit yang banyak dikeluhkan pasien antara lain trauma, patah tulang, trauma wajah, kepala dan tulang belakang, lalu kasus infeksi saluran pernapasan dan diare akut yang disebabkan karena mereka berpindah-pindah tempat pengungsian.
Dokter Percy berharap bahwa penanggulangan bencana ini segera berakhir dan warga bisa kembali beraktifitas secara normal. (Meg)