KANAL24, Jakarta – Indonesia merupakan negara dengan potensi pariwisata yang sangat bagus. Hanya potensi pariwisata itu tidak semua terawat dan terekspose dengan baik. Sampai saat ini kendala investasi dan pembiayaan menjadi faktor yang menghambat.
Direktur Operasional IDX Channel, Apreyvita Wulansari, mengatakan saat ini mungkin hanya Bali yang tidak pernah sepi dari kunjungan pariwisata mancanegara. “IDX Channel merasa perlu untuk terus mengingatkan bahwa potensi pariwisata yang sangat menjanjikan itu harus mendapatkan pengelolaan yang baik dan benar,” kata Apreyvita di Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Pada akhir 2019, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan mengembangkan lima destinasi pariwisata prioritas. Kelima destinasi tersebut adalah Candi Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang dan Mandalika. Kelimanya dianggap mempunyai potensi yang sangat besar dan harus mendapatkan perhatian serius.
“Diharapkan dengan lima destinasi prioritas tersebut, sebaran wisatawan tidak hanya terpusat di Bali saja. Tetapi juga berkembang ke destinasi yang lain,” jelas Wulan.
Untuk mengembangkan lima destinasi pariwisata prioritas pada tahun 2020, membutuhkan investasi dan pembiayaan. Kebutuhan investasi bidang pariwisata sampai tahun 2024 diperkirakan mencapai 120.000 kamar hotel, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, 100 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan sejumlah infrastruktur pariwisata yang lain.
Kementerian Pariwisata telah menyiapkan anggaran cukup besar untuk mengembangkan destinasi pariwisata prioritas. Tahun ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ) telah menyiapkan anggaran sebesar Rp8,8 triliun, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp2,95 triliun, dan Kementerian Pariwisata serta Ekonomi Kreatif menyiapkan anggaran Rp5,27 triliun.
“Jika ditotal, setidaknya lebih dari Rp10 triliun untuk mengembangkan destinasi wisata,” ucap Wulan.
Ada beberapa kendala dalam pengembangan destinasi wisata. Misalkan UMKM yang tidak bisa survive karena terbentur persoalan permodalan. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) selama ini telah menyalurkan pembiayaan kepada UMKM yang ada di destinasi pariwisata prioritas.
Selain itu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga mendukung dalam bentuk membangun infrastruktur yang menjamin ketersediaan listrik di lokasi destinasi pariwisata prioritas. PLN telah menjalin kerjasama dengan Kementerian Pariwisata untuk membangun infrastruktur yang memasok kebutuhan listrik sebesar 241.000 kVA di sejumlah destinasi pariwisata.
Dengan menggenjot pengembangan destinasi pariwisata prioritas, perekonomian daerah tersebut diharapkan tumbuh lebih cepat. Pada akhirnya, pariwisata diharapkan dapat menjadi penopang peningkatan jumlah wisatawan, baik asing maupun lokal. Diharapkan upaya ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. (sdk)