Kanal24, Malang – Departemen Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) berhasil mencatat rekor pengiriman karya inovasi terbanyak dalam lomba dan pameran inovasi memperingati puncak Gebyar Dies Natalis ke-51 yang mengusung tema “A Heritage of Innovation, A Future of Progress.” Sebanyak sembilan karya inovasi dari Departemen Farmasi dipamerkan dalam acara tersebut.
Kepala Departemen Farmasi FK UB, Valentina Yurina, S.Si., M.Si., menyampaikan rasa bangganya atas kontribusi luar biasa yang diberikan oleh mahasiswa dan dosen di departemennya. “Kami sangat bangga dengan capaian ini. Karya-karya yang ditampilkan mencerminkan potensi besar farmasi berbasis herbal lokal dan teknologi kesehatan,” ujar Valentina kepada Kanal24, Senin (20/01/2025).
Inovasi yang Berakar pada Herbal Lokal
Departemen Farmasi menjadi sorotan dengan mengirimkan sembilan karya inovasi pada lomba produk inovasi Dies Natalis kali ini. Karya-karya tersebut terdiri dari berbagai produk seperti kosmetik berbahan herbal, aromaterapi, hingga aplikasi teknologi kesehatan. “Sebagian besar karya ini adalah hasil dari mata kuliah yang memang diarahkan untuk menghasilkan produk nyata,” ujar Valentina.
Beberapa karya unggulan dari Departemen Farmasi termasuk:
- Kosmetik berbahan dasar herbal yang ramah kulit dan mendukung kecantikan alami.
- Aromaterapi terapeutik untuk relaksasi dan peningkatan imunologi.
- Aplikasi digital untuk pemantauan kesehatan, seperti aplikasi untuk memantau kondisi diare pada anak-anak.
“Semua produk ini dirancang agar memiliki potensi untuk digunakan oleh masyarakat luas, meskipun masih dalam skala kecil,” jelas Valentina.
Juara dan Favorit Masyarakat
Dari sembilan karya yang diikutsertakan, beberapa berhasil meraih penghargaan sebagai juara di berbagai kategori, termasuk kategori inovasi terfavorit yang dipilih melalui sistem voting.
“Karya-karya yang menang merupakan bukti bahwa inovasi berbasis herbal lokal memiliki tempat di hati masyarakat,” tambah Valentina.
Membangun Iklim Inovasi
Menurut Valentina, keberhasilan ini tidak lepas dari sistem pembelajaran di Departemen Farmasi yang menanamkan budaya inovasi sejak dini. “Kami melibatkan mahasiswa secara aktif dalam pengembangan produk melalui mata kuliah yang keluarannya memang berupa produk nyata, seperti kosmetik, aromaterapi, dan teknologi sediaan farmasi,” paparnya.
Selain itu, para dosen juga berperan aktif dalam penelitian dan pengembangan produk inovatif. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya memiliki pengetahuan teoretis, tetapi juga keterampilan praktis yang siap diaplikasikan di dunia nyata,” tambahnya.
Inovasi Mendorong Daya Saing
Dengan semangat Dies Natalis ke-51, Fakultas Kedokteran UB terus berkomitmen untuk menjadi pelopor inovasi di bidang kesehatan dan farmasi. Tema “A Heritage of Innovation, A Future of Progress” menjadi pengingat bahwa tradisi inovasi harus terus dijaga dan dikembangkan untuk mendukung kemajuan masyarakat.
“Harapan kami, mahasiswa tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga mampu mengembangkan ide-ide yang dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Valentina. (nid/bel)