Kanal24, Malang – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) berhasil meraih silver medal untuk kategori IoT (Internet of Things) and Application/ Information pada ajang internasional Thailand Inventors Day 2024.
Kompetisi ini diadakan oleh National Research Council of Thailand pada di Bangkok, Thailand awal Februari 2024 lalu. Tim mahasiswa Ilmu Komunikasi yang mengikuti ajang ini adalah mahasiswa Imu Komunikasi Fisip UB angkatan 2022, diantaranya Dwi Jaya Saputra, Arya Dary Irfansyah, Jevera Arkananta, dan Akhmad Ibra Syahrial Maula.
Dwi Jaya Saputra yang menjadi koordinator tim menjelaskan inovasi yang dibuat oleh timnya dapat memberikan pendidikan inklusi yang lebih baik di Universitas Brawijaya, khususnya bagi teman Tuli.
Inovasi yang diusung oleh tim UB adalah AiCCESS, berhasil menyita perhatian banyak pihak di ajang tersebut. AiCCESS memiliki fitur utama AiSpeech yang mampu mengubah teks menjadi suara, serta AiWrite yang dapat menyusun kalimat sesuai dengan SPOK (subjek, predikat, objek, dan keterangan). Ini bertujuan untuk meningkatkan inklusi pendidikan bagi teman-teman Tuli di Universitas Brawijaya.
“Teman-teman tuli itu sulit untuk memahami kalimat yang tidak sesuai dengan SPOK, karena mereka memahami kalimat terbaca bukan kalimat terdengar yang seperti kita ucapkan sehari-hari,” terang Dwi Jaya yang akrab dipanggil Dije kepada Kanal24 (24/2/2024).
Aplikasi ini diciptakan untuk membantu penyandang tuli dalam berkomunikasi dan memahami materi yang diberikan saat perkuliahan.
Dije mengungkapkan, “Dengan adanya aplikasi ini kita berharap tidak ada lagi gap atau jarak antara kualitas pendidikan teman-teman Tuli dengan teman-teman non-disabilitas lainnya.”
Prestasi ini tidak didapatkan dengan mudah. Dije dan timnya menghabiskan waktu tiga bulan untuk persiapan, termasuk pengembangan inovasi dan pencarian sponsor untuk mendukung kebutuhan mereka selama perlombaan.
Namun, segala usaha keras mereka terbayar dengan terpilihnya mereka untuk melakukan presentasi di hadapan para juri, yang kemudian mengantarkan mereka meraih medali perak dan sertifikat kehormatan.
“Ini adalah pencapaian yang membanggakan bagi kami. Meskipun sempat minder dengan inovasi dari negara-negara lain, kami tetap berusaha semaksimal mungkin, dan akhirnya berhasil meraih medali perak ini,” tutup Dije dengan senyum bangga.
Kompetisi ini menjadi panggung bagi lebih dari 600 karya dari 25 negara yang memperebutkan gelar juara selama lima hari berturut-turut di Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC). Dalam kompetisi yang dihadiri oleh negara-negara di Asia dan luar Asia ini, inovasi dari tim mahasiswa UB berhasil menarik perhatian dengan inovasi AiCCESS mereka tawarkan.(erf/din)