KANAL24, Malang – Memanfaatkan komoditi lokal untuk dikembangkan menjadi suatu produk unggulan, tim DM (Doktor Mengabdi) Universitas Brawijaya mengolah pohon aren menjadi pemanis alami. Tim ini diketuai oleh Agung Sugeng Widodo, ST., MT., PhD (dosen FT UB) dengan anggota Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS (dosen FTP UB), Dhanny Septimawan Sutopo, S.Sos., M.Si (dosen FISIP UB) dan Hendrix Yulis Setyawan, STP. MSi, Ph.D (dosen FTP UB).
“Pohon Aren adalah salah satu komoditi potensi yang dimiliki oleh kampung Sakaq Tada. Pengolahan yang dilakukan dalam bentuk gula cetak, gula semut, dan gula tapoq. Kegiatan ini sebagai usaha memaksimalkan potensi tanaman aren,” terang Agung.
Kepada kanal24.co.id Agung menceritakan , pelatihan gula aren mencakup pengenalan unit proses dan standar kualitas produk. Tim DM bersama mahasiswa KKN dan warga mitra membuat rumah pengeringan gula semut dengan tujuan untuk memaksimalkan produksi gula semut, yang berdampak langsung kepada peningkatan pendapatan di Kampung Sakaq Tada.
Pada tahun 2019, Memorandum of Understanding (MoU) disetujui antara Pemda Kabupaten Kutai Barat dengan Universitas Brawijaya. Berdasarkan Focus Group Discussion (FGD) tim DM dengan Pemda Kutai Barat, Program Kerjasama Swakelola dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2019 dengan judul “Kajian Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Berbasis Potensi Industri Karet dan Sentra Industri Gula Aren di Wilayah Kab. Kutai Barat, Prov. Kalimantan Timur”.
“Keberlanjutan Program Kerjasama dan Program Doktor Mengabdi ini masih akan direncanakan pada tahun selanjutnya, karena pertimbangan kemanfaatan dan kebutuhan diseminasi teknologi di wilayah perbatasan Kutai Barat,” pungkasnya. (meg)