Oleh : Akhmad Muwafik Saleh*
Kita ini Insya Allah adalah penduduk surga dan dijamin oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjadi penduduk surga melalui hadisnya yang mulia, bahwa siapapun saja yang telah berucap kalimat tauhid Lailahaillallah, dengan segala keyakinan dan tidak dirusaknya oleh perbuatan Syirik, maka sudah pasti masuk surga. sebagaimana disebutkan dalam hadis dari sahabat Abu Dzar radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ
“Siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, dia pasti masuk surga walaupun dia pernah berzina dan mencuri.” (HR. Bukhari)
Sekalipun kita telah dijamin masuk surga, namun setiap kita tidak boleh merasa aman dari neraka. Sebab di surga kelak akan ada penduduknya yang terdiri dari “alumni neraka” yang dikenal dengan sebutan gelar “Al Jahannamiyyun”. Yaitu sekelompok orang yang mereka masuk surga setelah dibersihkan terlebih dahulu dosa-dosanya di neraka. Karena surga diperuntukkan bagi orang-orang yang bersih dari noda dosa sehingga apabila seseorang masih membawa beban noda dosa maka mereka akan dibersihkan terlebih dahulu di neraka untuk memastikan dirinya layak memasuki surga. Sebagaimana sabda Nabi :
يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنْ النَّارِ بَعْدَ مَا مَسَّهُمْ مِنْهَا سَفْعٌ فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ فَيُسَمِّيهِمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَهَنَّمِيِّينَ
“Akan keluar suatu kaum dari api neraka setelah mereka dibakar dalam api neraka, lalu merekapun masuk kedalam surga, maka penduduk surga menamainya sebagai Jahannamiyyun (mantan penduduk neraka jahannam).” (HR. Bukhari, hadis Anas bin Malik)
حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي صَالِحٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ نَاسٌ النَّارَ حَتَّى إِذَا صَارُوا فَحْمًا أُدْخِلُوا الْجَنَّةَ فَيَقُولُ أَهْلُ الْجَنَّةِ مَنْ هَؤُلَاءِ فَيُقَالُ هَؤُلَاءِ الْجَهَنَّمِيُّونَ حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا أَبْصَرَهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ قَالُوا هَؤُلَاءِ الْجَهَنَّمِيُّونَ
Telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abu Sholih berkata, saya telah mendengar Anas bin Malik menceritakan dari Nabi ﷺ, Sekelompok manusia akan masuk neraka, sampai jika mereka telah gosong, mereka dimasukkan ke surga, lalu penduduk surga bertanya, siapakah mereka itu? Ada yang menjawab, mereka adalah jahanamiyun (bekas penduduk jahanam). Telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Sa’id dari Qatadah, telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik berkata, saya telah mendengar Nabiyullah ﷺ bersabda, “Jika penduduk surga melihat mereka, mereka berkomentar, mereka adalah jahanamiyun (bekas penduduk jahanam). (HR. Ahmad).
حَدَّثَنَا أَزْهَرُ بْنُ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيُصِيبَنَّ أَقْوَامًا سَفْعٌ مِنْ النَّارِ عُقُوبَةً بِذُنُوبٍ عَمِلُوهَا ثُمَّ لَيُدْخِلُهُمْ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ فَيُقَالُ لَهُمْ الْجَهَنَّمِيُّونَ
Telah menceritakan kepada kami Azhar bin al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Qatadah dari Anas, sungguh Rasulullah ﷺ bersabda, “Beberapa kaum akan terkena safa’un (warna merah kehitam-hitaman) api neraka sebagai azab atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan, lalu mereka dimasukkan Allah ke surga karena keutamaan rahmat-Nya, dan mereka diberi gelar jahanamiyun (bekas penduduk jahanam).” (HR. Ahmad)
Lalu Apakah sebenarnya yang menjadikan seseorang yang berdosa dapat memasuki surga ?. Ternyata deklarasi kalimat tauhid adalah jaminan untuk memasuki surga. Karena kalimat tauhid adalah tanda dan bukti keimanan. Sebagaimaba sabda Nabi saw :
مِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ شَهَادَةٌ أَنْ لَا إِلهَ إلَّا الله
Artinya, “Kunci surga adalah bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah” (HR. Ahmad).
Jadi, keimanan adalah jaminan utama seseorang masuk surga. Untuk itu nikmat terbesar yang dimiliki seseorang yang tak ternilai harganya adalah nikmat iman. Inilah yang harus kita jaga. Sebagaimana sabda Nabi :
إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ يَقُولُ اللَّهُ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ فَيَخْرُجُونَ قَدْ امْتُحِشُوا وَعَادُوا حُمَمًا فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرِ الْحَيَاةِ فَيَنْبُتُونَ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ أَوْ قَالَ حَمِيَّةِ السَّيْلِ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَمْ تَرَوْا أَنَّهَا تَنْبُتُ صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَةً
“Jika penghuni surga telah memasuki surga, dan penghuni neraka memasuki neraka, Allah berfirman, “Siapa yang dalam hatinya ada sebiji sawi iman, keluarkanlah dia dari neraka.” Maka merekapun keluar setelah mereka terbakar dan menjadi abu. Selanjutnya mereka dimasukkan ke sungai kehidupan (nahrul hayaah), lalu mereka akan tumbuh sebagaimana biji-bijian tumbuh di tepi aliran sungai.” Atau ia mengatakan dengan redaksi lain “dalam permukaan aliran sungai”, dan Nabi Shallallahu`alaihiwasallam bersabda, “Tidakkah kalian melihat bahwa biji-bijian itu tumbuh kuning melingkar?” (HR. Bukhari No. 6560 Fathul Bari)
Lalu, apa Yang menjadi penghalang seseorang memasuki surga ? Ternyata penghalangnya adalah perbuatan syirik. Karena syirik adalah penghancur keimanan seseorang. Karena perbuatan syirik itu adalah yang melepaskan semua ikatan iman yang melekat dalam dada seseorang. Sebagaimana Firman Allah swt :
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa di bawah dosa syirik (dosa besar) untuk siapa yang Dia kehendaki. Dan siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali. (QS. An-Nisa’ : 116)
Jadi semua hamba yang beriman sebelum diizinkan menikmati seisi surga, mereka yang masih ada dosa dan kesalahan, akan dibersihkan terlebih dahulu di Neraka. Kemudian dengan Rahmat Allah dan ridhoNya maka mereka akan dibebaskan daripada neraka sebab keimanan yang mereka miliki, sehingga dikeluarkanlah mereka dari neraka untuk kemudian dicelupkan terlebih dahulu di sungai kehidupan (nahrul hayaah), untuk dibersihkan bekas-bekas bakaran api neraka. Barulah mereka dimasukkan ke dalam surga.
Untuk itulah, salah satu rahmad Allah yang besar diberikan kepada ummat Muhammad saw adalah bahwa akhir ramadhan adalah suatu momentum terbaik untuk mendapatkan tiket selamat dan terbebas dari neraka. Maka, Setiap hamba yang beriman nan cerdas tentu haruslah berupaya untuk bisa memperoleh tiket ini agar kelak di akhirat tidak dimasukkan ke neraka sekalipun kita telah dijamin masuk surga. Nabi bersabda :
فقد روي من حديث سلمان: وهو شهر أوله رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار. رواه البيهقي في شعب الإيمان
Artinya: Telah diriwayatkan dari Salman bahwa Ramadhan adalah bulan yang awalnya penuh rahmat, Di pertengahannya penuh ampunan dan fase terakhirnya pembebasan dari api neraka. (HR Al Baihaqi dalam Syu’bul Iman).
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima puasa kita dan memperoleh bonus besar di akhir Ramadan yaitu pembebasan dari api neraka. Aamiiinn. (ams)
*)Akhmad Muwafik Saleh, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UB, Pengasuh Ponpes Mahasiswa Tanwir al Afkar Malang.