Kanal24, Malang – Perang antara Israel dan Hamas yang terjadi sejak akhir pekan lalu semakin memanas. Rudal-rudal menghujani langit, sehingga jumlah korban tewas terus meningkat di Israel dan jalur Gaza dan telah mencapai 2.700 lebih korban jiwa. Melihat hal ini, Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Brawijaya (UB), Adhi Cahya Fahadayna, S.Hub.Int., M.S. mengungkapkan bahwa dampak dari perang ini akan menimbulkan tekanan internasional yang besar.
Menurut Adhi, “Perang Israel dan Hamas adalah konflik terlama yang belum pernah ada solusi konkrit sejak Kesepakatan Camp David tahun 1978.” Konflik ini telah berkembang hingga saat ini setelah perang tujuh hari antara koalisi Arab yang dipimpin Mesir dan Israel. Meskipun Israel berhasil memenangkan perang tujuh hari itu dan memaksa Mesir untuk menandatangani “Perjanjian Damai,” konflik berlanjut tanpa melibatkan Mesir.
Adhi juga mengingatkan bahwa upaya-upaya damai sebelumnya, seperti “Perjanjian Oslo” antara Israel dan PLO (Palestinian Liberation Organization), tidak menghasilkan solusi yang konkret. Dalam konteks internasional, banyak negara, terutama Mesir dan negara-negara Arab lainnya, telah berupaya meningkatkan pengakuan internasional terhadap Palestina.
Namun, Israel memiliki posisi strategis yang kuat di Kawasan Timur Tengah, dengan aliansi yang kokoh di bidang militer dan ekonomi. Di sisi lain, Hamas, yang berusaha membebaskan Palestina, kerap menggunakan taktik kekerasan dan militeristik, yang memicu respons serupa dari Israel.
Dampak dari perang ini sangat merugikan warga sipil, dan korban sipil terus bertambah. Konflik ini juga meningkatkan tekanan internasional dan memperpanjang dinamika konflik. Upaya damai yang telah digagas sebelumnya pun semakin terancam.
Adhi menyimpulkan, “Korban sipil yang terus berjatuhan akibat konflik ini akan terus bertambah jika tidak ada komitmen dari semua pihak untuk mencari solusi damai.” Dalam situasi yang semakin tegang ini, masyarakat internasional terus berharap agar konflik ini bisa segera diselesaikan. (nid/suk)