KANAL24, Malang- Kebutuhan minyak atsiri di Indonesia terus meningkat dalam kurun waktu 10 tahun terahir. Direktur Institut Atsiri UB Prof. Warsito mengakui terjadi peningkatan kebutuhan minyak atsiri untuk kebutuhan industri dan juga usaha rakyat.
“Saat ini memang berdasarkan data yang kami miliki kebutuhan minyak atsiri di Indonesia memang meningkat tajam, apalagi masa pandemi karena dibutuhkan juga untuk pembuatan minyak kayu putih,” kata Warsito, Rabu (9/2/2022).
Selama masa pandemi dalam catatan Warsito, permintaan akan minyak kayu putih meningkat karena diyakini dapat mentralisir virus corona sehingga menyebabkan kebutuhan minyak atsiri juga terkerek naik.
Sayangnya menurut Warsito kebutuhan ini tidak sebanding dengan ketersediaan stok yang ada di dalam negeri. Produksi minyak atsiri rakyat yang selama ini belum sebanding dengan kebutuhan sehingga dipenuhi dengan impor.
“Indonesia saat ini masih melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan minyak atsiri dalam negeri,” lanjutnya.
Kondisi ini menurutnya harus segera disikapi dengan usaha untuk melakukan langkah agar tercipta swasembada minyak atsiri di Indonesia. Dalam jangka panjang kebutuhan yang terus naik ini akan menganggu industri dalam negeri jika persoalan impor ini tidak segera terpenuhi.
Saat ini pemerintah sudah melakukan berbagai langkah dukungan untuk petani yang menanam minyak atsiri dengan menyediakan bibit unggul, peralatan dan ketrampilan bagi petani. Insentif ini diharapkan mampu mendukung peningkatan produksi minyak atsiri dalam negeri agar nantinya dapat mengurangi impor atau bahkan menjadi ekspor.
“Tentunya insentif ini diharapkan dapat mengurangi impor bahkan mampu melakukan ekspor minyak atsiri dari Indonesia,” tutup Warsito. (sdk