KANAL24, Malang – Kegiatan sosial yang selama ini berpola charity (santunan) perlu digeser ke arah sociopreneur. Dengan cara itu, dana bantuan akan bertahan lama, bahkan berkembang.
Gagasan itu dikemukakan Dahlan Iskan ketika memberikan materi tentang “Sociopreneurship for Millenial Youth” secara daring, pada kegiatan penandatanganan kerjasama antara FISIP UB Malang-FISIP UINSA Surabaya, dan FISIB UTM Madura, Rabu (7/10/2020)
Menurut tokoh media massa itu, gagasan tersebut didasari data bila masyarakat kelas menengah di Indonesia sudah lebih dari 100 juta orang.
“Kalau nanti kelas menengah itu sudah mencapai 150 juta orang, akan sulit mencari orang untuk disumbang, meskipun bukan tidak ada,” tambahnya.
Generasi muda, terutama mahasiswa, menurutnya, perlu dibiasakan berbisnis dengan pola sociopreneur itu. Tetap berusaha mendapat keuntungan, tetapi sebagian keuntungan bersih diberikan orang lain untuk dikembangkan lagi.
Para mahasisw, dikatakannya, perlu dibiasakan atau belajar mengelola uang. Termasuk berbisnis dengan pola entrepreneur itu. Mulai dengan modal yang tidak besar dan terus berkembang.
Kepada mahasiswa, Dahlan mengusulkan, pengelola kegiatan itu berupa tim yang berasal dari beberapa angkatan. Supaya pengelolaan kegiatan dapat berkesinambungan. (mon)