KANAL24, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) akan terus mendorong UKM – UKM yang mature untuk berani melangkah lebih maju dengan masuk ke lantai bursa.
Dengan begitu mereka akan lebih mudah untuk meningkatkan branding produk dan juga dalam memperoleh pembiayaan. Hal itu sudah dibuktikan oleh PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) atau Pigijo yang secara perdana kemarin menjadi UKM atau start up pertama yang mencatatkan namanya pada papan akselerasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Plt Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM, Hanung Harimba Rachman, berharap akan semakin banyak UKM yang mengikuti jejak langkah PGJO. Sebab dia menilai sebenarnya banyak UKM yang sudah mampu untuk melantai di bursa lewat papan akselerasi yang disediakan oleh otoritas bursa. Namun kebanyakan pelaku UKM masih ragu-ragu untuk bisa melangkah lebih jauh di pasar modal.
“Ini (papan akselerasi) diperuntukkan bagi UMKM yang akan IPO (Initial Public Offering), fasilitas ini melengkapi kebijakan yang dirancang bersama, melengkapi papan pengembangan yang sudah ada. Kita harap banyak lagi UMKM yang masuk ke lantai bursa karena sebenarnya banyak relaksasi,” ujar Hanung di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Sementara itu terkait dengan koperasi, saat ini sudah ada anak usaha koperasi Kospin Jasa Pekalongan, PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi (JMAS) yang telah mengawali perdagangannya di lantai bursa. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi sebenarnya juga sudah banyak yang matang dan siap melantai di BEI.
“Kita juga berharap akan ada koperasi – koperaso yang diberikan izin untuk menjadi equity crowd funding,” pungkas dia.
Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menambahkan untuk memfasilitasi koperasi dan UKM bisa masuk ke bursa efek, pihaknya akan menggiatkan upaya pendampingan dan pelatihan agar terlebih dahulu naik kelas melalui berbagai program yang sudah disusun. Yang paling penting adalah terkait dengan pembukuan usaha yang harus benar-benar bisa mengikuti standarisasi yang ada.
Pihaknya juga akan melakukan pemeringkatan bagi koperasi dan UKM yang dipandang mampu untuk bisa masuk ke BEI. Hal ini penting dilakuka agar ketika nantinya mereka masuk ke bursa dapat membawa perubahan yang positif bagi pemegang saham dan usahanya. Intinya Kemenkop dan UKM siap memfasilitasi koperasi dan UKM pada tahap pra IPO.
“Kami punya program UMKM naik kelas untuk meningkatkan kemampuan produksinya, pengembangan usahanya dan lainnya, nah itu kita akan rapikan dulu agar bisa masuk tahap komersialisasi. Sebelum ke OJK (untuk mengajukan perizinan IPO) kita buat peringkat dulu, setelah itu akan kita rekomendasikan sebab secara resmi yang meloloskan bisa IPO atau tidak adalah OJK,” ujar Teten. (sdk)