KANAL24, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self Regulation Organization (SRO) pasar modal, agar memberikan kemudahan bagi unicorn dan decacorn untuk mencatatkan saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menteri Kominfo, Rudiantara, mengatakan, besaran kapitalisasi pasar (market cap) BEI di kisaran Rp7.200 triliun memiliki ruang yang cukup besar untuk ditingkatkan, lantaran market cap di beberapa negara tetangga sudah mencapai 100 persen di atas GDP.
“Market cap BEI yang sekitar Rp7.000 triliun masih setengahnya dari GDP Indonesia. Jadi, ruangnya masih sangat besar untuk ditingkatkan,” kata Rudiantara dalam acara Indonesia Best Issuer Award 2019 yang digelar ThinknovateCom dan Pikiran Rakyat di Jakarta, Kamis (30/8/201) malam.
Dia mengatakan, market cap BEI bisa terkatrol secara cepat jika tiga unicorn dan satu decacorn dalam negeri melantai di BEI. Rudiantara mengaku, Kominfo akan mendorong regulator di bidang pasar modal untuk memberikan kemudahan bagi unicorn dan decacorn mencatatkan saham di BEI.
“Gojek sebagai decacorn memiliki aset mencapai USD10 miliar, sehingga perusahaan ini perlu didorong mencatatkan saham di BEI. Dikhawatirkan mereka malah listing di bursa luar negeri,” ujar Rudiantara.
Dia menyebutkan, pada 2017 investor yang menempatkan modal di perusahaan berbasis digital di Indonesia, nilainya lebih besar dibandingkan penempatan investasinya di sektor energi.
“Sudah saatnya mendorong unicorn masuk ke pasar modal, karena market cap BEI saja masih 50 persen dari GDP dan sekaligus untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menyebutkan, tercatatnya saham perusahaan di BEI diyakini akan mampu memacu peningkatan tata kelola perusahaan yang baik (GCG), serta bisa meningkatkan kinerja emiten untuk terus berinovasi yang akhirnya berperan memajukan industri pasar modal.
Dia mengatakan, Indonesia Best Issuers Award 2019 yang memberikan penghargaan kepada emiten terbaik dari sisi kinerja saham dan keuangan, juga bisa mendorong calon emitan dan perusahaan tercatat untuk meningkatkan GCG.
“Ada yang menarik dari kriteria penilaian pada pemberian penghargaan ini, yaitu memasukkan kriteria pertumbuhan Ebitda dengan bobot penilaian mencapai 30 persen. Selain itu juga memasukkan kriteria market cap, likuiditas dan kinerja keuangan,” paparnya.
Penilaian Indonesia Best Issuers Award 2019 dilakukan terhadap 498 emiten yang ada di sembilan sektor BEI. “Pemenang diberikan kepada perusahaan tercatat di BEI yang sukses menjalankan bisnis dan terbaik di industrinya masing-masing sepanjang 2018,” ujar Inarno. (sdk)