KANAL24, Malang – Warung Kopi Gubuk Djoyo yang terletak di belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tepatnya di Jalan Tegalgondo No 221 A, Wunutsari, Karang Ploso menghadirkan konsep nuansa rumah desa yang jarang ditemui di kota-kota besar. Apalagi ditambah lokasinya yang mendukung karena dekat sungai dan pemandangan pepohonan yang asri.
Pemilik Gubuk Djoyo, Warpin Djoyo mengatakan jika konsep yang dipilih itu nuansa jawa. “Jadi kita mengusung dari rumah tradisional namanya gubuk djoyo,” ujarnya, Sabtu (19/2/2022)
Terkait pemilihan nama, Warpin menjelaskan jika nama tersebut mempunyai sejarah tersendiri bagi dirinya. “Gubuk djoyo itu berawal dari café kami terdahulu yang bernama the djoyo bed and breakfast di Bali dimana itu mengusung dari tradisional Bali dan namanya agak kebule-bulean. Di gubuk djoyo ini kita memang murni dari desa maka kami gunakan nama gubuk djoyo. Untuk nama djoyo sendiri adalah nama orang tua saya kemudian gubuk jika di desa itu artinya tempat isitirahat bagi para petani yang habis bertanam mangkannya biar suasananya masih ke desa saya beri nama gubuk djoyo,” imbuh Warpin.
Suasana asri dari warung ini ditambah dengan furniture yang semuanya kayu membuat pengunjung benar-benar serasa di desa. Untuk arsiteknya sendiri, Warpin mengatakan jika ia dan arsitek yang cukup terkenal di Kota Malang Wahyu Sastrowiyono yang mendesain konsep dari gubuk djoyo. Beberapa karya dari Wahyu Sastrowiyono juga cukup fenomenal di Kota Malang maka tidak heran jika arsitektur gubuk djoyo juga sesuai dengan desa pada umumnya.
Tidak hanya dari segi lokasi dan konsep, makanan dan minuman yang dijual di warung djoyo ini juga merupakan makanan khas desa. “Disini kita menyajikan menu masakan desa yang saat ini jarang ditemukan di kota-kota besar khususnya di Kota Malang,” ujar Warpin.
Sampai saat ini, warung djoyo belum membuka cabang kedua. Warpin selaku pemilik masih fokus dahulu dengan warung djoyo dan selanjutnya jika berjalan lancar maka ia mungkin akan membuka cabang baru. (val)