KANAL24, Malang – Siapa sangka, buah pisang jika diolah dengan ide kreatif akan menghasilkan pundi-pundi rupiah yang menjanjikan. Sama seperti yang dilakukan oleh Muhamad Zainudin alumni Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (FAPET UB) bersama dua orang rekannya. Mereka membuat produk yang bernama Pigela yang merupakan singkatan dari kriPIk GEdang cokLAt.
“Kita fokus ke pengembangan keripik pisang dengan cita rasa coklat. Ada 3 rasa dark coklat, coklat dan coklat kopi,” ujarnya kepada kanal24.co.id, selasa (25/5/2021).
Zainuddin dan kawan-kawan memulai secara professional bisnis ini di tahun 2017. Awake memulai bisnis, Pigela menghasilkan omset 6 juta per bulan. Berjalan kurang lebih 5 tahun, bisnis ini telah menghasilkan omset yang meningkat drastis yakni 30-35 juta per bulan.
“Untuk pisangnya, kami ambil dari petani pisang di desa Sumbermanjing. Alasannya karena mereka menawarkan pisangnya karena harga yang diberikan tengkulak terlalu murah. Alhamdulillah awal buka kita sudah dapat fasilitas PIRT dan Halal serta akte notaris UD. Haza Food,” jelasnya.
Pemuda asal kota pahlawan ini melanjutkan, setelah membuka bisnis ini, ada investor dari Belanda yakni truvalu group yang menawarkan kolaborasi dengan nilai 50.000€. Namun, nilai kolaborasi ini ia tolak karena Zainuddin merasa belum bisa bertanggung jawab atas dana tersebut dan bisnis ini juga bukan usaha pribadi melainkan banyak pihak yang terlibat. Lalu, ia mendapat tawaran kembali dari chairos investasi sebesar 3jt$ serta beberapa perusahaan lain yang juga ia tolak dengan alasan yang sama.
Zainuddin nampaknya berpegang pada prinsip berdikari. Ia terus berusaha mengembangkan usaha ini perlahan-lahan sehingga mendapat fasilitas bertahap dari nilai nutrisi dan barcode, b2b ke luar pulau dan pameran keluar negeri.
“Saya ingin bisa besar dengan cara yang masih membuat saya bebas mengekspresikan keinginan saya tanpa merugikan banyak orang, akhirnya ada pendanaan hibah dari RISTEK/BRIN, kemudian saya lolos dan mendapat dana hibah pada program startup inovasi Indonesia,” pungkasnya. (Meg)