KANAL24, Jakarta – Pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) sepanjang kuartal ketiga 2019 diperkirakan mengalami sedikit perlambatan. Beberapa indikator mencuat, salah satunya karena banyak investor yang lebih mengambil sikap wait and see .
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman, selama semester I-2019, industri mamin masih bisa tumbuh 7,4 persen. Angka pertumbuhan ini memang masih di bawah target ekspansi setahun penuh yang ditetapkan pemerintah antara 8-9 persen. Namun begitu pencapaian ini masih di atas pertumbuhan ekonomi dan menjadi salah satu penopang pertumbuhan industri pengolahan.
Adhi menyatakan khusus kuartal III-2019, pihaknya masih mencari penyebab utama yang memicu perkiraan perlambatan pertumbuhan. Menurutnya tidak hanya industri mamin yang mengalami gejala tersebut, beberapa industri terkait lainnya juga mengalami perlambatan pada periode Juli-September 2019.
“Belum keluar (rilis pertumbuhan industri mamin kuartal ketiga), terus terang di triwulan III ini agak sedikit slow kelihatannya banyak yang saling menunggu, entah karena ada pergantian pemerintahan atau lainnya. Ini mempengaruhi ke pasar. Saya belum tahu pasti permaslaahnnya apa,” kata Adhi, di ajang Allpack Indonesia di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Meski kuartal ketiga diyakini bakal melambat pada, namun pada triwulan ini dan secara full year , Gappmi optimistis industri makanan dan minuman akan bangkit kembali. Bahkan, kata dia, dimungkinkan akan melampaui dari target pemerintah.
Hal itu, menurut Adhi bisa terjadi jika situasi ekonomi dan politik nasional kondusif. Terlebih dengan adanya jajaran kabinet yang baru, diharapkan pertumbuhan industri mamin akan terakselerasi.
“Tantangan kita ke depan akan sulit, jadi harus ada upaya efisiensi dalam berproduksi. Saya targetkan malah bisa tumbuh 10 persen, asalkan semua kondusif, juga harus ada inovasi dan efisiensi. Kita juga harus berkolaborasi,” ujar Adhi.
Adhi menyambut positif susunan Kabinet Indonesia Maju yang baru saja dilantik beberapa waktu lalu. Menurutnya dengan melihat susunan kabinet tersebut, saat ini investor asing maupun domestik menunjukkan peningkatan dan optimisme. Diharapkan dengan begitu akan mendorong realisasi investasi di Tanah Air, khususnya di sektor mamin akan lebih intensif lagi.
Salah satu yang menjadi perhatian banyak investor adalah posisi Airlangga Hartarto yang menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Posisi ini dinilai akan sangat strategis bagi kalangan industri untuk menyampaikan keluh kesahnya. Adhi juga menyatakan Airlangga yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Perindustrian sudah mengetahui persoalan yang dihadapi dunia industri.
“Yang saya cukup senang adalah Airlangga di Menko (Perekonomian) yang nanti punya kewenangan lebih luas dan punya hak veto ke kementerian di bawahnya, saya harapkan Airlangga sudah mengerti konsep yang akan dikembangkan. Apalagi Airlangga sudah punya konsep industri 4.0 yang ini tinggal menunggu perpres ditandatangani,” kata Adhi. (sdk)