KANAL24, Jakarta – PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) pada semester I/2019 diwarnai oleh penurunan nilai ekspor dan naiknya beban cukai rokok, tapi perseroan masih mampu mencatatkan kinerja positif.Emiten rokok yang juga anggota indeks Kompas 100 ini berhasil meraih pertumbuhan laba sebesar 10,8% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2019, seperti dikutip Kontan, Jumat (26/7) laba yang dapat diatribusikan ke entitas tercatat Rp 6,77 triliun, sedangkan semester I-2018 tercatat Rp 6,11 triliun.
Kenaikan tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan beban pokok penjualan HMSP.
Sampoerna mencatat hasil penjualan bersih selama semester satu ini sebesar Rp 50,72 triliun. Jumlah tersebut naik tipis yaitu 3,17% yoy dari Rp 49,15 triliun. Tapi dari jumlah penjualan bersih tersebut,
HMSP mencatatkan penurunan nilai ekspor sebesar 0,08% menjadi Rp 191,35 miliar.
Sedangkan untuk penjualan dalam negeri, nilai penjualan yang mengalami kenaikan adalah sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM). Nilai penjualan SKM sebesar Rp 35,93 triliun atau naik 4,93% yoy, sedangkan SPM sebesar Rp 5,44 triliun atau naik 5,42% yoy.
Sementara itu, beban pokok HMSP pada semester I-2019 tercatat sebesar Rp 38,39 triliun. Jumlah tersebut naik 1,75% yoy dari Rp 37,73 triliun. Beban terbesar berasal dari pembayaran cukai rokok sebesar Rp 28,9 triliun. Angka tersebut naik 2,01% yoy.
Cukai atas barang yang terjual oleh perusahaan termasuk pita cukai atas barang dagangan yang dibeli dari PT Philip Morris Indonesia yang terjual.
Adapun aset yang dimiliki HMSP saat ini sebesar Rp 43,11 triliun, turun 1,75% bila dibandingkan posisi semester I-2018. Sementara itu utang yang dimiliki HMSP tercatat sebesar Rp 14,63 triliun alias turun 9,46% yoy.
Terkait kinerja HMSP, meskipun kenaikannya tak melejit, Analis Indo Premier Sekuritas, Raditya Immanzah, menilai kondisi fundamental HMSP masih terbilang bagus. Terutama gross margin dan net profit masih meningkat.
“Ada dua hal utama di sini yaitu kenaikan harga yang dilakukan HMSP dan cukai yang tidak meningkat pada tahun ini,” jelas Raditya, Jumat (26/7).
Dengan demikian Raditya menilai bahwa saham HMSP saat ini masih cukup prospektif. Alasannya, outlook industri menunjukkan penjualan rokok di semester I-2019 masih mengalami peningkatan 5% secara tahunan (yoy).
Dia juga menambahkan, hingga tahun ini permintaan terhadap rokok masih banyak meskipun dalam ukuran yang relatif lebih murah. Namun, Raditya tidak memungkiri bahwa harga
HMSP memang sedang mengalami tekanan.
” Tapi lebih karena pembobotan free float di IDX30 dan LQ45,” j