KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berada dalam pola tekanan terbatas, setelah kemarin kembali ditutup melemah tipis 0,07 persen ke level 6.039.
“Pergerakan IHSG masih menunjukkan pola tekanan terbatas, karena minimnya sentimen positif dan perlambatan roda perekonomian yang masih menjadi tantangan tersendiri bagi pasar modal Indonesia,” kata analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya, di Jakarta, Jumat (9/7/2021).
William mengatakan, saat ini IHSG memiliki rentang support-resistance di level 5.913-6.123. Dia menegaskan, perlambatan ekonomi domestik memicu kondisi bursa saham yang sejauh ini tidak memiliki daya dorong untuk mengangkat indeks ke level resistance terdekat.
“Namun, tekanan tersebut bisa dimanfaatkan investor jangka pendek, menengah maupun panjang sebagai momentum untuk melakukan pembelian saham. Pergerakan fluktuatif IHSG dapat dimanfaatkan untuk melakukan trading atau investasi jangka pendek,” papar William.
Lebih lanjut dia menegaskan, pergerakan IHSG yang masih tertekan tersebut bisa dimanfaatkan investor dengan mengoleksi saham BBRI, ICBP, ASII, TLKM, PWON, UNVR dan ASRI.
Namun, analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan IHSG akan kembali bergerak fluktuatif dengan potensi menguat terbatas dalam upaya menuju target resistance di level 6.091.
Dia menyebutkan, upaya The Fed untuk mengurangi pembelian obligasi diperkirakan membuat pasar obligasi Amerika bergoyang, sehingga berdampak terhadap pasar keuangan emerging market.
Berdasarkan riset Pilarmas Sekuritas, kualitas institusi pemerintah Indonesia dalam penanganan ekonomi di dalam negeri merupakan salah satu perhitungan investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. “Ketidakmampuan pemerintah terlihat dari tertinggalnya Indonesia dibanding negara-negara lain yang sudah memasuki masa pemulihan ekonomi,” kata Nico Demus.
Sehingga, lanjut dia, kondisi tersebut akan memengaruhi daya tarik investor untuk melakukan investasi di Indonesia. “Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang untuk bergerak variatif, dengan potensi menguat dan di-trading-kan pada level 6.013-6.091,” ucap Nico Demus.
Dengan demikian, jelas dia, pergerakan IHSG yang variatif dalam kecenderungan menguat tersebut bisa direspons investor dengan mengakumulasi pembelian saham ELSA, BFIN, WEGE dan PPRE.(sdk)