KANAL24, MALANG – Saga transfer pemain muda Indonesia, yakni Pratama Arhan telah sampai ke babak akhir. Pemain kelahiran Semarang, 21 Desember 2001 yang sebelumnya berstatus pemain PSIS Semarang kini telah resmi diboyong oleh klub kasta 2 Liga Jepang (J2 League) yakni Tokyo Verdy. Setelah sekian lama netizen menunggu, akhirnya bek kiri Timnas Indonesia ini go international dan menjadi bagian dari Tokyo Verdy.
Hal ini resmi diumumkan melalui unggahan Instagram Tokyo Verdy. “Peraih penghargaan pemain muda terbaik kejuaraan Sepak Bola ASEAN (Piala AFF) tahun 2020,” tulis Tokyo Verdy, dari Instagram resmi klub. Namun, dibalik transfer Pratama Arhan ke Tokyo Verdy, terdapat cerita unik yang membelakangi prosesnya.
Yoyok Sukawi selaku CEO PSIS mengaku bahwa ia dan klub tidak mendapatkan sepeser pun dari transfer Pratama Arhan ke Jepang, atau bisa dikatakan free transfer. “Hari ini dengan rasa bangga dan senang, kami umumkan kalau wonderkid PSIS jebolan Akademi PSIS, Pratama Arhan resmi kami lepas ke klub Jepang Tokyo Verdy,” kata CEO PSIS Yoyok Sukawi dalam keterangannya, dilansir dari detiksport, Rabu (16/2/2022).
“Sesuai komitmen PSIS, Arhan kami lepas tanpa fee satu rupiah pun. Ini demi karier Arhan. Hal ini juga sebuah kebanggaan untuk PSIS karena jebolan akademinya bisa dilirik ke klub Jepang,” tambah Yoyok. Hal yang PSIS lakukan cukup unik, karena sebenarnya Arhan memiliki nilai pasar atau Market Value yang cukup fantastis untuk pemain seusianya. Dilansir dari Transfermarkt.co.id, nilai pasar Pratama Arhan mencapai 5,65 Milyar Rupiah atau setara dengan 325 ribu dollar eropa, namun dilepas dengan gratis.
Kebesaran hati PSIS untuk melepas pemain muda mereka patut diacungi jempol. Klub yang dijuluki Laskar Mahesa Jenar itu sangat mendukung pemain mudanya untuk berkembang dan menimba ilmu di luar negeri. Hal ini yang PSIS lakukan ini dapat ditiru oleh klub-klub Liga1 lainnya seperti PERSEBAYA, PERSIB, BALI UNITED, PERSIPURA, AREMA, DAN PERSIJA. Banyak klub Liga1 Indonesia yang memiliki pemain berkualitas, namun tingginya harga jual para pemain membuat klub asing enggan membayar mahar tersebut, sehingga tidak banyak pemain Indonesia yang mampu abroad ke luar negeri.
Jika klub lain dapat berbesar hati seperti yang PSIS lakukan, bukan tidak mungkin kita akan melihat talenta Indonesia bertebaran di panggung Asia bahkan Eropa, contohnya seperti Beckham Putra (PERSIB), Alfeandra Dewangga (PSIS), Marselino Ferdinand (PERSEBAYA), Ramai Rumakiek (PERSIPURA), Ronaldo Kwateh (Madura United) yang tentunya memiliki kualitas yang tak kalah dibanding Pratama Arhan.(dim)