Kanal24, Malang – Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya (UB) bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) mengadakan kegiatan donor darah dengan tajuk Setetes Darah Sejuta Kebaikan. Kegiatan ini diselenggarakan pada 11 dan 18 Maret 2025 di lantai basement Masjid Raden Patah UB.
Muhammad Nabil Fathailah, selaku Penanggung Jawab (PJ) acara, menjelaskan bahwa kegiatan ini terinspirasi dari hadis riwayat Ahmad yang menyebutkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. Oleh karena itu, kegiatan donor darah ini bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian sosial dan membantu sesama yang membutuhkan transfusi darah.
“Donor darah ini diadakan agar kita sebagai umat manusia semakin peduli terhadap satu sama lain. Banyak orang yang sangat membutuhkan peran para pendonor, dan melalui kegiatan ini kami ingin mengajak lebih banyak orang untuk berkontribusi,” ujar Nabil.
Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi sebagai pendonor, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya, calon pendonor tidak diperbolehkan begadang satu hari sebelum pelaksanaan, memiliki berat badan minimal 50 kg, serta dalam kondisi kesehatan yang bugar dan sehat. Selain itu, terdapat syarat kesehatan tambahan yang harus dipenuhi, yaitu:
- Kondisi fisik harus dalam keadaan sehat, baik jasmani maupun rohani.
- Berusia 17-60 tahun. Namun, remaja berusia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor darah jika mendapat izin tertulis dari orangtua dan memenuhi persyaratan lain.
- Memiliki berat badan minimal 45 kilogram.
- Suhu tubuh antara 36,6-37,5 derajat Celsius.
- Tekanan darah harus berada di angka 100-160 untuk sistolik dan 70-100 untuk diastolik.
- Denyut nadi saat pemeriksaan harus sekitar 50-100 kali per menit.
- Kadar hemoglobin minimal 12 gr/dl untuk wanita, dan minimal 12,5 gr/dl untuk pria.

Salah satu pertimbangan dalam penyelenggaraan kegiatan ini adalah waktu pelaksanaan yang bertepatan dengan bulan Ramadan. Mengingat adanya perbedaan pendapat mengenai donor darah saat berpuasa, panitia mengambil langkah dengan menggelar kegiatan setelah waktu Maghrib. Dengan demikian, para pendonor telah berbuka dan memiliki energi yang cukup untuk mendonorkan darah mereka tanpa khawatir akan dampak terhadap kondisi tubuh saat berpuasa.
“Kami memahami ada berbagai pendapat mengenai donor darah saat puasa. Oleh karena itu, kami mengadakannya setelah Maghrib, agar peserta telah mendapatkan asupan energi setelah berbuka. Dengan begitu, tidak ada lagi kekhawatiran atau keraguan dalam mengikuti kegiatan ini,” tambah Nabil.
Selain manfaat kesehatan dan sosial, kegiatan donor darah ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Panitia menekankan bahwa donor darah bukan hanya sekadar memberikan darah, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari solidaritas kemanusiaan.
Sebagai bentuk apresiasi kepada para pendonor, Masjid Raden Patah dan PMI menyediakan bingkisan yang berisi beras dan snack, yang dapat dinikmati oleh peserta setelah berbuka puasa.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin yang terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, serta semakin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya donor darah dalam menyelamatkan nyawa sesama. (fan)