Kanal24, Malang – Di tengah semangat membangun desa berkelanjutan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya (UB) meluncurkan program inovatif yang menggugah, Meet UB’s Professor. Program ini menjadi inisiatif yang memberikan ruang bagi guru besar UB untuk melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) disesuaikan dengan kebutuhan atau permasalahan di masyarakat. Kegiatan Meet UB’S Professor juga diharapkan dapat meningkatkan peran dan kontribusi guru besar UB untuk bekerjasama dengan mitra desa dalam meningkatkan kondisi lingkungan, sosial, atau ekonomi desa.
Kegiatan kali ini difokuskan pada upaya penanganan kotoran sapi melalui pemanfaatan menjadi biogas di Desa Plandirejo, Kabupaten Blitar pada Selasa (31/10/2023). Prof. Sri Suhartini, STP., M.Env.Mgt., PhD., PGCert., IPM. melakukan kegiatan sosialisasi teknologi anaerobic digestion untuk produksi biogas di Desa Plandirejo, Kabupaten Blitar.
Kegiatan ini, diinisiasi oleh kelompok peternak “Rojo Koyo Mandiri” yang membutuhkan pendampingan untuk pengolahan limbah ternak sapi yang ada di desa tersebut menjadi biogas. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 30 orang anggota kelompok peternak yang sangat antusias untuk mulai mencoba pembuatan biogas dari kotoran sapi.
Sebelum kegiatan sosialisasi, peserta kegiatan belum memiliki pengetahuan dan pemahaman bahwa kotoran sapi atau limbah makanan (dari dapur rumah tangga) dapat diubah menjadi biogas. Biogas tersebut, kemudian, dapat digunakan sebagai gas untuk keperluan memasak, pengganti gas LPG.
Dengan demikian, adanya penerapan teknologi anaerobic digestion selain dapat menurunkan penggunaan LPG (atau memberikan manfaat ekonomi) juga membantu untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan pembuangan kotoran ternak sembarangan. Adanya program ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia, antara lain energi bersih dan terjangkau serta air bersih dan sanitasi layak.
Sebelumnya, Prof. Sri bertugas sebagai dosen pendamping lapang (DPL) pada program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) di desa Plandirejo. Dengan demikian, beliau telah mengerti permasalahan yang dihadapi oleh mitra Desa, dan telah mendampingi kelompok peternak terkait pembuatan silase tebu untuk pakan ternak dan pupuk organik dari kotoran kambing.
Melalui kegiatan yang digelar, diharapkan masyarakat semakin terinspirasi untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan, mengadopsi teknologi ramah lingkungan, dan membangun masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.