Kanal24, Malang – Pj. Walikota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M, mengumumkan langkah-langkah konkret yang diambil Pemerintah Kota Malang untuk menurunkan angka kemiskinan di Kota Malang. Hal ini disampaikan langsung oleh Wahyu Hidayat usai menghadiri Rilis Berita Resmi Statistik dari Badan Pusat Statistik Kota Malang, Rabu (1/11/2023).
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kota Malang, angka kemiskinan Kota Malang pada tahun 2023 berhasil turun menjadi 4,26 persen, dibandingkan dengan angka sebelumnya pada 2022 sebesar 4,37 persen. Ini dapat diartikan bahwa jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Kota Malang mencapai 37,78 ribu jiwa. Angka ini menjadikan Kota Malang sebagai yang terendah kedua se-Jawa Timur, berhasil melampaui angka kemiskinan Jawa Timur yang berada pada 10, 35 persen.
Dalam konferensi pers yang diadakan setelah merilis data resmi tersebut, Wahyu menyatakan tekadnya untuk terus mendukung penurunan angka kemiskinan hingga mencapai level terendah di Jawa Timur.
“Angka kemiskinan akan kita support terus agar bisa paling rendah di Jawa Timur. Upaya ke depan akan kita fokuskan pada realisasi Bantuan Pangan Non Tunai dan penguatan program pengentasan kemiskinan,” ujar Wahyu.
Salah satu langkah konkret yang diambil Pemerintah Kota Malang adalah menguatkan sektor ekonomi kreatif. Menurut Wahyu, data dari BPS menunjukkan bahwa sektor ekonomi kreatif memiliki peran yang signifikan dalam penurunan angka kemiskinan.
“Nanti yang kita kuatkan adalah ekonomi kreatif. Kita akan berdayakan masyarakat melalui pendampingan untuk meningkatkan keterampilan dan pemasaran produk,” terang Wahyu.
Pengentasan kemiskinan bukan hanya menjadi fokus lokal, tetapi juga merupakan tema pembangunan yang menjadi agenda utama dan berkelanjutan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berkaitan erat dengan pengentasan kemiskinan adalah pengendalian laju inflasi. Wahyu menekankan pentingnya menjaga stabilitas inflasi karena berdampak pada Garis Kemiskinan (GK).
“Angka kemiskinan turun, inflasi kita dalam kategori stabil dan masih terkendali. Terkait inflasi, kita harus menjaga agar angka inflasi ini bisa tetapi terkendali,” tutur Wahyu.
Menurut data terbaru, inflasi Kota Malang pada bulan Oktober sebesar 0,26 persen. Sementara itu, inflasi year on year mencapai 2,65 persen, dan year to date sebesar 1,93 persen. Wahyu menjelaskan bahwa tim pengendali inflasi daerah terus melakukan operasi pasar dan memantau harga-harga secara rutin.
“Apabila terjadi kenaikan harga-harga, kami akan memberlakukan subsidi agar harga tetap terkendali dan terjangkau oleh masyarakat,” papar Wahyu.
Pj. Walikota Malang juga menginstruksikan agar upaya pengendalian inflasi terus dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi situasi global dan nasional yang sedang tidak stabil.
“Presiden telah mengingatkan kita bahwa kondisi Indonesia saat ini tidak biasa-biasa saja. Faktor seperti kenaikan suku bunga di Amerika dan konflik di berbagai belahan dunia berdampak pada negara kita. Kami juga harus menghadapi cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi sektor pertanian dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, kita harus waspada dan terus melakukan langkah-langkah antisipasi,” pungkasnya.
Dengan berbagai langkah dan strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Malang, diharapkan angka kemiskinan yang terus menurun ini dapat berlanjut ke depan, menciptakan stabilitas dan kesejahteraan bagi masyarakat Kota Malang.