KANAL24, Jakarta – Neraca perdagangan periode April 2021 kembali surplus mencapai USD2,19 miliar. Selama rentang Januari-April 2021 juga surplus senilai USD7,72 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menjelaskan, surplus perdagangan periode April 2021 terjadi karena nilai ekspor pada bulan itu sebesar USD18,48 miliar. Sementara nilai impor adalah sebesar USD16,29 miliar. Sedangkan surplus perdagangan kumulatif terjadi karena nilai ekspor sebesar USD67,38 miliar. Sedangkan nilai impor mencapai USD59,67 miliar.
“Surplus perdagangan bukan menipis malah menguat dari bulan lalu. Dan Kalau kita mundur ke belakang, maka Indonesia mencatat surplus secara berturut-turut sejak bulan Mei 2020 lalu,” kata Suhariyanto dalam jumpa pers daring, Kamis (20/5/2021).
Dikatakannya, surplus secara kumulatif tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak tahun 2018. Hal ini menjadi catatan positif bahwa program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang terus dilakukan pemerintah sudah menunjukkan hasil yang positif.
“Harapan kita neraca perdagangan pada April 2021 ini akan terus bisa dicapai pada bulan-bulan berikutnya dengan performa ekspor yang lebih meningkat karena didukung oleh naiknya permintaan dan kenaikan harga komoditas,” sambungnya.
Sementara dilihat secara bulanan (MoM), ekspor bulan April 2021 naik 0,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 angka ekspor itu naik signifikan sebesar 51,94 persen dari sebelumnya sebesar USD12,16 miliar.
“Secara year on year kenaikan ekspor kita sangat mengesankan. Ekspor pada Maret lalu itu sudah tinggi dan banyak yang memprediksi bahwa April akan turun tapi ternyata ekspor justru malah tumbuh 0,69 persen (mtom),” sambung Suhariyanto.
Sementara kinerja impor pada periode April 2021 turun 2,98 persen dari bulan Maret 2021 sebesar USD16,79 miliar menjadi USD16,29 miliar. Sedangkan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu angka impor pada Maret 2021 naik sebesar 29,93 persen.
“Impor secara bulanan memang turun namun jika dilihat secara tahunan naik tinggi atau cukup sifnifikan,” kata Suhariyanto.(sdk)