KANAL24, Malang – Nizam Zulfi Zakaria mahasiswa semester 6 program studi Biologi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama Wilayah Jawa Timur (LLDIKTI VII) dan juga meraih gelar Mahasiswa Berprestasi Utama Universitas Brawijaya 2024 untuk program sarjana.
“Mahasiswa berprestasi (Mawapres) adalah gelar yang diberikan kepada mahasiswa yang memiliki prestasi tinggi secara akademik maupun non-akademik, serta memiliki sikap, wawasan, dan komunikasi yang baik. Sehingga Mawapres UB adalah mahasiswa aktif yang memiliki prestasi unggul dan karakter yang merepresentasikan Universitas Brawijaya,” kata Nizam.
Aktivitas Nizam tidak terbatas pada keberhasilannya di bidang akademik. Ia juga aktif mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui skema magang riset di Pusat Riset Vaksin dan Obat (PRVO), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bogor, Jawa Barat. Selain itu, ia juga mempersiapkan diri untuk pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional dan aktif mengikuti perlombaan untuk mewakili Universitas Brawijaya.
Sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres), Nizam tidak hanya diukur dari prestasi akademiknya, tetapi juga dari sikap, wawasan, dan komunikasinya yang baik. Proses pemilihan Mahasiswa Berprestasi dimulai dari tingkat fakultas, di mana Nizam berhasil meraih predikat Mahasiswa Berprestasi Utama FMIPA UB. Kemudian, ia melanjutkan perjuangannya hingga menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama Universitas Brawijaya dan bahkan dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Utama Provinsi Jawa Timur.
“Project yang saya tuliskan dalam naskah gagasan kreatif berjudul “Inovasi Enkapsulasi Nifedipine berbasis Nanobilosom sebagai Upaya untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu Hamil Akibat Pre-Eklampsia di Indonesia”. Gagasan tersebut dilandasi oleh target prioritas pada pilar ketiga Suistainable Development Goals (SDGs) 2030,” terang Nizam.
Gagasan ini tidak hanya berfokus pada kepentingan akademik semata, tetapi juga bertujuan untuk mengurangi angka kematian perempuan akibat kehamilan dan kelahiran, sesuai dengan pilar ketiga Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Karyanya yang lebih lanjut dipublikasikan dalam sebuah jurnal internasional terindeks Scopus Q3, yang mengukuhkan posisinya sebagai seorang peneliti muda yang berbakat.
Dibalik banyaknya prestasi yang telah dihasilkan Nizam, ia mengakui bahwa ia juga merasakan kegagalan di awal masa perkuliahan, mulai dari kegagalan dalam ujian, kekalahan dalam perlombaan, hingga ditolak saat ingin bergabung dengan organisasi. Namun, dari setiap kegagalan tersebut, Nizam selalu belajar untuk bangkit, didorong oleh keyakinannya pada takdir, rasa syukur, dan doa yang kuat. Filosofi hidupnya yang mengutip kata-kata Imam Syafi’i, bahwa keberhasilan adalah hasil dari ketekunan belajar dan kesanggupan untuk bangkit dari kegagalan, menjadi pendorong utama dalam perjalanannya.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Nizam memiliki cita-cita untuk melanjutkan studi S2 dan S3, serta menjadi seorang peneliti dalam bidang nanomedis. Baginya, proses pembelajaran adalah sebuah perjalanan tanpa akhir, dan ia siap untuk terus belajar dan mengoptimalkan potensinya demi mewujudkan impian tersebut.
Bagi yang ingin mengikuti perjalanan inspiratif Nizam, dapat mengikuti akun Instagramnya di @nizamzulfi_. Dengan itu, Nizam berharap dapat menjadi teladan bagi generasi muda untuk tidak pernah berhenti bermimpi dan berusaha menggapai cita-cita mereka, sebesar apapun tantangan yang dihadapi. (nid)