KANAL24, Malang – Meletusnya Gunung Api bawah Laut di negara kepulauan Tonga pada minggu (16/1/2022) kemarin membuat geger dunia, karena menyebabkan gelombang tsunami yang memutus seluruh aliran telekomunikasi di negara yang terletak di Samudera Pasifik tersebut. Indonesia yang juga termasuk dalam cakupan samudera tersebut dengan negara yang memiliki 8 gunung api bawah laut, tentu perlu waspada dan terus memantau perkembangan gunung apinya. Pernyataan ini disampaikan oleh Pakar Kebencanaan Universitas Brawijaya, Prof. Adi Susilo Rabu (19/1/2022) melalui sambungan telepon.
Menurutnya, ada sebagian daerah di samudera pasifik yang mengalami tsunami meski gelombangnya tidak tinggi. Adi menegaskan bahwa pergerakan status maupun kondisi gunung-gunung api di Indonesia khususnya gunung api bawah laut harus tetap dilakukan pengecekan secara berkala.
“Samudera Pasifik adalah lautan terluas yang meliputi benua Asia, Australia dan Amerika. Apakah letusan gunung tersebut berdampak ke gunung-gunung yang ada di Indonesia, hasilnya bisa iya bisa tidak, karena bisa jadi ada perkembangan baru yang belum pernah direcord sebelumnya,” katanya.
Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam itu pun menghimbau PVMBG untuk melakukan pemantauan secara berkala melalui stasiun-stasiun pengamatan gunung api yang dimilki untuk melihat apakah bencana gunung meletus tersebut berdampak ke Indonesia. Mengingat Indonesia sendiri pernah mengalami letusan gunung yang dahsyat yakni letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 yang meluluh-lantahkan daerah disekitarnya dengan gelombang tsunami yang besar serta abu vulkaniknya yang menutupi sinar matahari sehingga suhu di bumi mengalami penurunan. (Meg)