KANAL24, Kediri – Hasil panen nanas diareal seluas 300 hektar di Wonorejo Trisulo Kecamatan Plosoklaten Kediri menjadi berkas namun juga memunculkan masalah baru. Berkah karena komoditas nanas unggulan varietas smooth cayenne dan queen ini merupakan produk primadona yang di tunggu pasar.
“Masalahnya jika panen harga nanas kami justru tidak stabil dan cenderung jatuh, sementara nanas tidak bisa di simpan lama. Petani kami merugi,” kata Mustofa Kades Wonorejo Jumat (29/11/2019)
Buah nanas di Kabupaten Kediri menurut Mustofa terbagi menjadi 4 grade yaitu grade A (besar), grade B (sedang), grade C (kecil) dan grade D. Saat panen raya, buah nanas yang berukuran kecil (grade C dan grade D) seringkali tidak terserap pasar. Panjangnya rantai distribusi juga menjadi keluhan petani karena menjadikan hasil pendapatan mereka kurang maksimal. Di Desa Wonorejo Trisulo belum ada industri pengolahan buah nanas yang dapat menampung buah nanas grade C dan grade D dan masyarakat belum terbiasa membuat produk olahan buah nanas, sehingga buah nanas yang tidak terserap pasar berpotensi untuk dibuang.
Namun kini kondisi tersebut mulai bisa terjawab. Melalui Program Doktor Mengabdi (DM) LPPM Universitas Brawijaya tahun 2019 ini Dr. Sugiarto bersama Dodi W. Irawan, PhD dan Rudy Yuwono, MSc., mengajak masyarakat Desa Wonorejo Trisulo menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani nanas dengan melakukan diseminasi teknologi pengolahan buah nanas khususnya yang grade C dan grade D menjadi produk olahan buah nanas.
“Kita coba masuk dengan Teknologi Tepat Guna agar bisa mengolah grade C dan D menjadi memiliki nilai tamba,” kata Sugiarto.
Menurut Pak Gik sapaan akrab Sugiarto ada produk olahan seperti kripik, sirup, dodol yang bisa dibuat dari nanas dan prduk tersebut memiliki nilai ekonomi yag cukup bagi warga desa.
Tim DM LPPM UB telah memberikan kegiatan awal berupa pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), kelompok wanita tani (KWT) dan lembaga kemasyarakatan Desa Wonorejo Trisulo sebagai upaya menumbuhkan minat berwirausaha di kalangan masyarakat. Tim DM juga mengajak calon kelompok pemuda wirausaha untuk praktek langsung membuat produk olahan buah nanas di industri pembuatan kripik buah di Malang.
Untuk mendukung pasca pelatihan Tim DM memberikan bantuan peralatan pengolahan kripik buah berupa mesin vacuum frying kapasitas 10 kg kepada kelompok pemuda yang siap menjadi wirausaha di bidang industri pengolahan buah nanas. Sugiarto dan tim berpesan kepada kelompok pemuda wirausaha dan Kades Wonorejo Trisulo bahwa vacuum frying ini hanya sebagai pengungkit dan agar menjadi cikal bakal tumbuh kembangnya industri olahan makanan khususnya produk kripik buah di Desa Wonorejo Trisulo.
Kegiatan program Doktor Mengabdi di Wonorejo Trisulo ini hanyalah satu dari beberapa kegiatan Doktor mengabdi di beberapa daerah di Jawa Timur dan beberapa daerah perbatasan negara yang diselenggarakan oleh LPPM Universitas Brawijaya sejak tahun 2017. 6 november 2019. (sdk)