KANAL24, Malang – Berawal dari adanya beberapa masalah yang di bidang pendidikan seperti pengajaran satu arah yang membosankan, kurangnya inovatif media dan metode pembelajaran yang monoton, kemudian tidak adanya media khusus yang fokus pada kedetailan struktur, minimnya sekolah yang memiliki laboratorium dan budaya pemborosan listrik di kelas bahkan sekolah membuat mahasiswa Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Maulana Derifato Achmad berinovasi dengan menciptakan fitur bernama Smart Integration Class (SIC).
Melalui SIC inilah, Derifato berhasil meraih gelar Mawapres Program Diploma Universitas Brawijaya Tahun 2020.
Dalam sesi wawancara dengan kanal24.co.id, laki-laki kelahiran Tulungagung 21 tahun silam ini menceritakan bahwa masalah-masalah pendidikan yang muncul tersebut sulit diselesaikan karena kurangnya inovasi besar di berbagai aspek utama maupun penunjang. Hal tersebut termasuk pada media dan sistem pengajaran sekaligus budaya-budaya buruk yang terus dijalankan dalam lingkungan pendidikan.
“Diciptakannya SIC dengan berbagai fitur dapat menjadi solusi di tengah kurangnya inovasi dunia pendidikan. SIC-3D Hologram Learning serta SIC-Augmented Reality menjadi solusi kebosanan terhadap media pembelajaran, pembelajaran satu arah, dan media untuk visualisasi kedetailan struktur. Untuk masalah pemborosan listrik, hadirnya SIC-Electric Saving serta SIC-Web Control dapat mengoptimalkan pemakaian dan manajemen listrik di kelas sehingga dapat mengurangi pemborosan,” jelasnya Senin (15/6/2020)
Dari solusi yang tersebut, mahasiswa yang hoby robotika ini berharap dapat mewakili ide-ide generasi milenial Indonesia dalam membenahi kualitas pendidikan negeri ini. Pendidikan yang menjadi dasar generasi masa depan untuk Indonesia lebih baik pada era digital revolusi industri 4.0 yang semakin berkembang.
Pada ajang lanjutan di tingkat nasional yakni Pilmapres nanti, Derifato memiliki target untuk mendapat juara 1 nasional atau dapat mempertahankan prestasi Mawapres Vokasi tahun lalu yang berhasil mendapat juara 3 tingkat nasional.
“Yang pasti saya ingin membawa nama almamater dan vokasi supaya bisa berkibar di podium. Terlebih saya di vokasi disupport penuh mulai dari Ketua Program Vokasi, WK kemahasiswaan, sampai dosen, sehingga saya tidak ingin mengecewakan. Tak lupa, saya juga ingin membanggakan keluarga, terutama orang tua,” kata Derifato.
Di bangku kuliah, prestasi yang didapat oleh pemuda Tulungagung ini juga patut diacungi jempol. Beberapa prestasi yang pernah diraih seperti mengikuti program pertukaran pelajar di Malaysia pada tahun 2019 lalu, mendapat silver medal pada ajang internasional IPITEx Innovation Technology di Bangkok Tahun 2020, dan prestasi membanggakan lainnya.
Meski berprestasi di bidang akademik, Derifato juga aktif berorganisasi. Sejak sekolah menengah, Ia ikut terjun dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan pada saat di perkuliahan salah satu prestasi organisasi yang diraih adalah menjadi Dewan Pengawas Internal HIMATIF Universitas Brawijaya.(meg)